Perkembangan dunia digital juga tidak terlepas dari dampak negatif. Salah satunya terkait produksi, distribusi, dan konsumsi konten pornografi. Konten-konten asusila ini justru makin menggila melalui berbagai platform digital, setiap saat dan sangat membuat miris serta berbahaya bagi masa depan bangsa, terutama anak-anak.
“Melawan pornografi media digital itu bisa kita lakukan dengan melakukan penyetelan filter khusus pada anak-anak melalui mesin pencari di internet dengan mengaktifkan fitur SafeSearch pada aplikasi mesin pencari atau Google Safe Search Kids sebagai home screen,” kata Communication & CSR Specialist Fakhriy Dinansyah saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Lindungi Diri dari Bahaya Dunia Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Fakhriy mengatakan, fitur SafeSearch memungkinkan para orangtua memfilter konten eksplisit dan hasil penelusuran Google bekerja memblokir konten-konten pornografi supaya tidak bisa diakses.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri sudah menerapkan fitur SafeSearch dari Google di mesin pencari sejak Agustus 2018. Di tahun tersebut pula, sedikitnya 25 penyedia layanan internet (internet service provider ASP) berpartisipasi memblokir konten pornografi yang terdapat di mesin pencarian Google.
“Fitur SafeSearch ini bisa diaktifkan di akun pribadi atau browser, perangkat atau akun anak-anak,” kata Fakhriy. Cara mengaktifkan fitur ini, masuk ke menu ‘setting’ atau ‘setelan penelusuran’ pada bagian filter safe search, lalu centang kontak di samping ‘Aktifkan Safe Search’ lalu klik simpan.
Fakhriy menambahkan, SafeSearch menjadi andalan berbagai pihak untuk menyembunyikan hasil pencarian eksplisit, yang berupaya menyesatkan hasil pencarian pada internet. Menurutnya, ketika mesin pencari menerapkan SafeSearch cukup efektif untuk menghalangi pengguna mengonsumsi konten pornografi dari hasil pencarian browser, maka pornografi akan bisa dikendalikan.
”Sebab, pencarian konten pornografi sering dilakukan melalui mesin pencari. Mesin pencari ibarat pintu masuk pencarian konten pornografi, meskipun fitur itu tidak menjamin masyarakat tidak bisa mengakses berbau pornografi,” pungkasnya.
Berikutnya, Kepala MAN Temanggung Khoironi Hadi menambahkan, sejumlah kiat dapat diterapkan untuk melindungi diri dari pornografi di dunia digital. Sebab, paparan pornografi sudah tersebar bebas dan luas di dunia maya seakan tanpa filter lagi.
“Yang utama, saat berinteraksi di ruang digital harus didasari niat suci. Lalu memiliki pemikiran membangun pertemanan yang baik dengan pengguna lainnya, dan terpenting juga mengisi waktu dengan kegiatan positif selama di ruang digital,” tegas Khoironi.
Webinar yang dipandu oleh moderator Ayu Perwari ini juga menghadirkan narasumber: Technology Entepreneur Erlan Primansyah, Kasi Guru pada Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Agus Mahasin serta Indira Wibowo selaku key opinion leader.