Selasa, Desember 24, 2024

Bermedia sosial pun tetap harus pakai bahasa yang Baik

Must read

Pemalang – Warga digital perlu menyadari hal-hal apa saja yang termasuk ke dalam pelanggaran dalam dunia maya. Selain sudah ada larangan meretas data atau informasi, mencuri identitas pribadi orang lain maupun plagiarism, penggunaan bahasa juga perlu diperhatikan.

“Cara berdigital yang baik dan benar sesuai dengan etika kewargaan digital terletak pada penggunaan bahasa dan penulisan kata yang baik pada saat mempublikasikan di media sosial, agar tidak menyinggung pihak lain,” ujar Fahrur Razi, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pemalang tatkala menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (29/7/2021).

Selain bahasa, warga dunia digital juga perlu memperhatikan aturan, norma maupun etika yang selama ini disepakati bersama. Misalnya, selalu memberikan informasi sesuai dengan fakta dan tidak memuat konten yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

“Etika digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna (user) lainnya dalam dunia digital,” ucapnya pada webinar bertema ”Strategi Membangun Kecakapan Digital bagi Pengajar”.

Setidaknya terdapat beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi informasi. Dua di antaranya adalah, pertama, tidak memasuki sistem informasi orang lain secara ilegal. Kedua, tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk sebuah sistem.

Fahrur Razi sepakat etika sangat penting karena berhubungan dengan penggunaan sebuah teknologi. Artinya, warga digital memiliki tanggung jawab terhadap pada apa yang diposting.

Karena itu dia menyarankan untuk senantiasa  menjaga sopan santun pada warga digital lainnya. Dan yang paling penting, tidak menyebarkan informasi tidak benar alias hoaks.

Narasumber lainnya, Kaprodi Magister Administrasi Publik Untirta Banten, Ipah Ema Jumiati, dalam kesempatan itu menjelaskan seputar budaya digital atau digital culture yang mencakup aspek kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Dipandu moderator Dimas Satria, webinar juga menghadirkan narasumber Aulia Putri Juniarto (Fasilitator Nasional), Daru Wibowo (Konsultan Marketing) dan Oka Fahreza (MC & TV Presenter) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article