Sejarah budaya digital tidak lepas penciptaan perangkat komputer generasi pertama oleh John Mauchly dan J. Presper Eckert di University of Pennsylvania. Mereka berdua membangun ENIAC memakai 18.000 tabung vakum berukuran 1.800 kaki dan mempunyai berat sekitar 30 ton. Dari situlah era digital dimulai.
“Era digital adalah masa ketika informasi sangat mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Teknologi digital adalah teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet,” ungkap Fuzna Marzuqoh (Trainer dan Movitator), saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/8/2021).
Ketua PTPI (Perkumpulah Trainer Profesional Indonesia) DPW Jawa Tengah ini menyampaikan budaya digital mencakup semua aspek kehidupan yang tidak terlepas dari pemanfaatan kecanggihan teknologi informasi.
Memang, kata dia, terjadi pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola perilaku di masyarakat yang semakin mudah mengakses informasi dan berkomunikasi seakan tanpa batas melalui berbagai platform. Budaya digital saat ini menjadi tatanan kehidupan baru bermasyarakat.
”Penggunaan teknologi secara tepat akan bermanfaat. Sebaliknya, penggunaan secara tidak bijaksana akan berbahaya,” tegas Fuzna.
Narasumber lainnya, Sani Widowati (Princeton Brigde Year On-set Director Indonesia), dalam kesempatan itu menjelaskan cara menjadi orang tua berkarakter di era digital.
Orang tua harus paham literasi digital dengan baik. Literasi digital meliputi paham dan terampil dengan alat dan aplikasinya, mengerti etikanya, paham budayanya dan mengerti cara aman dan mencegah kejahatan yang mungkin timbul.
Sedangkan anak sebagai digital native sejak lahir sudah dilingkupi teknologi digital, tapi belum tentu paham tentang dunia digital. Mereka perlu bimbingan orang tua.
Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar bertema “Menjadi Orang Tua Berkarakter di Era Digital” ini menghadirkan narasumber Diana Balinda (Entrepreneur, Digital Trainer & Graphologist), Riana Mashar (Trainer Nasional), Christanti Zaenal Arifin (TP PKK Kabupaten Magelang) sebagai Key Speech dan Kurniawan DY (Pelatih Sepak Bola/Mantan Pemain Timnas Sepak Bola Indonesia) sebagai key opinion leader.