Era transformasi membuat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Demak beranjak ke layanan digital. Kepala Seksi Kerja Sama dan Inovasi Pelayanan Disdukcapil Demak Luthfiana Nugrahaningtyas mengatakan, layanan digital telah disosialisasikan melalui program Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA).
Dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (15/9/2021), Luthfiana mengatakan, digitalisasi tidak terelakkan lagi karena bisa memudahkan masyarakat di berbagai aktivitas dalam kehidupan. Literasi digital diperlukan, agar masyarakat dapat beradaptasi dengan layanan digital yang dilaksanakan pemerintah, termasuk layanan administrasi kependudukan yang telah diupayakan Disdukcapil Demak.
”Masyarakat dinilai cakap digital ketika mampu memanfaatkan layanan digital untuk kepentingannya. Sebab, Dukcapil Go Digital ini bertujuan memberikan pelayanan yang lebih cepat, mudah, gratis, dan aman kepada masyarakat. Juga, membangun budaya birokrasi yang baru dan tata kelola pemerintahan yang lebih berkualitas,” ujar Luthfiana.
Luthfiana menyebut, ada berbagai inovasi layanan digital yang telah dijalankan oleh Dukcapil Demak. Yakni, Dukcapil Bersemangat, yang mengajak kolaborasi dengan sekolah dalam melakukan perekaman massal tercatat. Lalu, Dukcapil Dewa Sosmed, yakni layanan digital yang memanfatkan platfom media sosial. Kemudian Pentas Pakaian Adat atau Pelayanan Tuntas Pemilikan Akte Kelahiran dan Kematian Catatan Sipil Daring Terintegrasi.
”Dengan layanan digital akan mengurangi tatap muka, sehingga tidak ada ruang negosiasi, meminimalisir pungli. Sebab file adminduk yang sudah jadi akan dikirim dalam bentuk pdf dan dapat dicetak secara mandiri. Sedangkan untuk KTP-el dan KIA, yang sudah jadi akan langsung dikirm ke alamat pemohon. Jadi, mari maksimalkan layanan online,” terangnya.
Menyambung diskusi, founder Atsoft Technology Mujiantok mengatakan, manfaat fasilitas digital seperti penyelenggaraan pemerintahan digital memang memberikan kemudahan dan layanan yang cepat. Akan tetapi, kata dia, perlu dipahami potensi tindak kejahatan di dunia digital, sehingga perlu diketahui pula konsep keamanan digital atau digital safety.
Keamanan digital penting dipahami oleh warga digital, karena tidak sedikit kasus kejahatan terjadi akibat kebocoran data dan identitas. Kata Mujiantok, warga perlu memahami konsep bahwa bermedia digital harus dilakukan secara bijak dan sesuai dengan etika atau norma yang berlaku, tanpa membahayakan keamanan diri maupun orang lain.
”Ancaman digital berupa pencurian data dan identitas digital merupakan hal krusial. Oleh sebab itu, kita perlu memahami data dan identitas apa saja yang aman dibagikan ke publik dan memilah data serta identitas yang seharusnya dijaga keamanan dan kerahasiaannya,” jelas Mujiantok kepada 300-an peserta diskusi.
Mujiantok lantas mencontohkan publikasi sertifikat vaksin, yang sebenarnya cukup berbahaya jika diunggah ke media digital tanpa memberikan sensor pada data penting yang tertera. Kecerobohan itu bisa digunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Ancaman digital berupa phising dan malware juga patut diwaspadai. Meski merupakan kasus klasik, phising masih banyak ditemui dengan berbagai modus lewat pesan yang dikirim ke korban. Pesan yang dikirim biasanya disertai link yang menjadi jalan malware masuk ke perangkat dan merusak sistem operasinya, lalu mengambil data atau identitas korban.
”Kita perlu mengetahui potensi bahaya di internet dengan selalu mengaktifkan pengaturan privasi pada perangkat dan akun digital. Gunakan password yang kuat, dan aktifkan verifikasi ganda untuk melindungi akun kita agar tidak mudah dicuri. Luangkan waktu untuk memahami aturan privasi sebelum menginstal aplikasi tertentu,” urai Mujiantok.
Sedangkan terkait perilaku di ruang digital agar terhindar dari ancaman digital, lanjut Mujiantok, yakni berhati-hati dengan unggahan, sebab aktivitas digital itu akan menjadi jejak digital yang tak bisa dihapus. Riwayat pencarian, lokasi, komentar, unduhan, distribusi pesan menjadi jejak digital yang harus dijaga. ”Selalu saring sebelum sharing, harus menahan untuk tidak latah membagikan atau mengunggah konten, tidak asal unggah, serta posting yang penting,” ujarnya.
Diskusi virtual yang dimoderatori oleh entertainer Zacky Ahmad juga diisi narasumber lainnya, yakni entrepreneur Widiasmorojati, dosen Universitas Diponegoro Lintang Ratri Rahmiaji, serta tv presenter Venabella Arin yang menjadi key opinion leader. (*)