Sebagai orang Timur yang berbudaya hendaknya kita menyampaikan sesuatu dengan sopan dan beradab. Hal ini dibahas dalam webinar Kemenkominfo dengan tajuk ”Sopan dan Beradab Berdigital di Masa Covid 19” untuk masyarakat Kabupaten Demak, 4 Agustus 2021.
Salah satu narasumber, Ahmad Lutfi mengatakan, beberapa manfaat kecakapan digital yakni meminimalisir risiko terpapar konten konten negatif, memilah informasi sesuai kebutuhan, bisa menikmati internet sehat. “Menjadikan dunia digita sebagai wasilah bukan sebagai korban atau konsumen,” katanya.
Sementara itu Kepala Kankemenag Demak Ahmad Muhtadi mengatakan, pandemi covid 19 berdampak sangat luas dan menyangkut berbagai bidang salh satunya terkait perbuatan atau penyebaran berita yang tidak dapat dipertanggung jawab. ” Maka masyarakat harus lebih melek digital dan menumbuhkan sikap kritis dan tidak mudah percaya pada pesan di media sosial” katanya.
Webinar ini merupakan ikhtiar Kominfo RI dalam menciptakan kecakapan digital, khususnya pada remaja dan anak-anak muda. Literasi digital ini sangat penting untuk menuntun penggunanya memperoleh faedah dan manfaat. Selain mendengarkan paparan dari pemateri, webinar ini juga diisi dengan diskusi bersama Key Opinion Leader, Nadia Intan.
Sederet pembicara handal yang ikut membagi pengatahuannya antaralain Nuzran Joher, mantan anggota DPD RI. Politisi muda itu memaparkan materi tentang etika digital. Menurutnya, masih terdapat 64 persen pengguna media sosial yang tidak beretika.
“Mereka cenderung menggunakan bahasa tidak sopan dalam berinteraksi di media sosial. Tentu ini mengkhawatirkan kita semua,”katanya.
Ia mengingatkan betapa budaya bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi etika sosial. Bagaimana kita telah dididik dari buaian tentang kesantunan, ramah tamah. Tapi, semua itu kini terkikis dengan kehadiran teknologi.
“Makanya penting bagi kita semua untuk menumbuhkan kecakapan digital. Agar kita dapat menjaga etika dalam bermedia sosial,”ujarnya.
Pembicara lainnya, Rindang Senja Andarini, Asisten ahli Fisip Unsri Palembang membagi pengetahuannya tentang keamanan digital. Menurutnya, di era digitalisasi ini, ada tiga hal pokok yang sering dialami bangsa kita. Yaitu maraknya penyebaran hoaks, masalah keamanan dan cyberbulying.
“Persoalan kemanan menjadi hal fundamental kedua yang menjadi masalah di negara kita. Ada banyak kasus digitalisasi yang menyangkut persoalan keamanan, misalnya penipuan online dan pencurian data,”jelasnya.
Karena itu, penting bagi anak muda mengetahui dasar-dasar mengamankan akun dan data di media sosial. “Selain menggunakan password yang kuat, pastikan Anda tidak meninggalkan jejak digital buruk. Karena jejak digital tidak bisa dihapus dan akan menjadi referensi anda di masa depan,” katanya. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dari para peserta.