Dosen FISIP Universitas Diponegoro, Lintang Ratri Rahmiaji, merasa prihatin dengan pembelajaran online karena tidak semua pelajar maupun mahasiswa memperhatikan etika ketika berinteraksi di dunia digital.
Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), komunitas pegiat literasi digital yang lahir tahun 2017 beranggotakan akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia ini mengakui rendahnya etika itu sangat erat kaitannya dengan kurangnya pemahaman terhadap literasi digital.
“Kita semua manusia bahkan sekalipun saat berada di dunia digital, jadi ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata,” saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021).
Menurut Ketua ISKI Jawa Tengah itu, pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat.
Merujuk data per Januari 2021, dari 274,9 juta penduduk Indonesia terdapat 345,3 juta orang melakukan koneksi telepon seluler, 202,6 juta pengguna internet dan 170 juta pengguna media sosial aktif.
Penggunaan waktu berinternet rata-rata 8 jam 52 menit, pada semua perangkat. 2 jam 50 menit dihabiskan menonton TV, 3 jam 14 menit menggunakan media sosial dan 1 jam 38 menit membaca berita daring maupun cetak.
Dalam kesempatan itu Ratri juga menjelaskan seputar paradigma pembelajaran era kenormalan baru. Setidaknya terdapat perbedaan orientasi. Sebelum Covid-19, orientasi ada pada fokus peran guru, penguasaan konten, cara belajar tunggal, pendidikan sebagai bangunan. Sedangkan teknologi hanya sebagai opsi saja.
Kondisi itu berbeda setelah Covid-19 di mana orientasi ada pada empati, berbagi peran orang tua dan guru. Selain itu, titik fokus juga mengarah pada pengembangan kompetensi, personalisasi, pendidikan sebagai jejaring. Adapun teknologi terintegrasi.
Hartanto selaku Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Respati Yogyakarta yang juga menjadi narasumber webinar bertema “Transformasi Digital Pendidikan dalam PTM di Masa Pandemi” menjelaskan banyak kendala dihadapi guru dan siswa selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sebut saja di antaranya guru kesulitan mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum. Tidak semua orang tua mampu mendampingi anaknya belajar karena kesibukan kerja dan lainnya. Sementara siswa terkendala sulit konsentrasi belajar dari rumah serta beratnya tugas yang diberikan oleh guru.
Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar juga dihadiri narasumber Gunawan Saptogiri (Dinas Pendidikan Kota Semarang), Mochamad Abdul Hakam (Dinas Kesehatan Kota Semarang), Hendrar Prihadi (Walikota Semarang) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Shafinaz Nachiar (News Presenter RCTI) sebagai Key Opinion Leader.