Praktisi pendidikan Anggraini Hermana menyatakan sudah saatnya pendidikan di Indonesia memberlakukan “character building” atau pembangunan karakter sebagai mata pelajaran atau mata kuliah wajib pada setiap jenjang.
“Karena pembangunan atau pendidikan karakter ini merupakan sebuah landasan dan cerminan akan kepribadian bangsa,” ujar Anggraini saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Pendidikan Karakter untuk Menumbuhkan Kreativitas Siswa di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (20/9/2021).
Pada paparannya, Anggraini menyebut kreativitas siswa di era digital yang tumbuh dan dilandasi oleh character building yang baik bisa dilakukan dengan beberapa langkah dan dorongan. Misalnya mendorong dan mengenalkan anak membuat konten dengan memperhatikan keempat pilar digital. Bisa juga mengajak berfikir sebelum bertindak atau berkomentar, maupun membuat konten yang berfaedah dan bermanfaat.
“Ajarkan anak menggunakan media digital dengan penuh tanggung jawab dan mampu menciptakan suasana yang kondusif alias tidak membuat toxic konten serta ajarkan mampu memunculkan ide kreatif yang menginspirasi dan tidak mudah terbawa arus,” kata Anggraini.
Menurut Anggarini, pengendalian diri baik di dunia daring maupun luring turut menjadi kunci pendidikan karakter anak menjadi baik.
Narasumber lain webinar itu Misbachul Munir selaku fasilitator UMKM desa menuturkan individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
Kemudian dia juga mengajak para orang tua untuk selalu meneladani ajaran Ki Hadjar Dewantara, Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dengan begitu peran para orang tua mapu menjadi teladan, pendorong dan pemberi semangat anak dalam proses pendidikannya.
“Membangun motivasi belajar anak dapat dilakukan berbagai pihak sesuai perannya,” kata dia. Mulai dari guru yang bisa memancing rasa ingin tahu dan penasaran serta dekatkan materi pelajaran dengan pengalaman rill siswa.
“Keluarga bisa menjadi teman mereka yang juga ikut belajar dan memberi pemahaman bahwa belajar adalah misi juga petualangan,” kata Munir, seraya mendorong para siswa agar percaya diri, dan jangan hanya bergantung pada google.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti research analyst Oka Aditya, Mohammad Arwani dari Kemendes PDTT serta dimoderatori Dannys Citra juga Sonny Ismail selaku key opinion leader.