Pemred Harian Radar Tegal M. Fatkhurohman menuturkan, salah satu kemajuan yang dapat dinikmati masyarakat luas dalam era digital saat ini tak lain berkembangnya aplikasi percakapan.
Di antara aplikasi percakapan ada enam yang populer dan familiar yakni Whatsapp, Facebook Messenger, Wechat, QQ, Snapchat hingga Telegram.
“Saat ini WhatsApp masih menjadi aplikasi pesan instan terfavorit di seluruh dunia yang dipakai tak kurang 2 miliar pengguna aktif bulanan hingga Oktober 2020, sedangkan Telegram jumlah pengguna aktifnya terendah yakni 400 juta pengguna dunia,” kata Fatkhurohman saat menjadi narasumber webinar literasi digital bertajuk “Teknologi Digital untuk Interaksi Sosial dan Budaya” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (14/7/2021).
Namun dari persaingan aplikasi percakapan yang berkembang itu, Fatkhurohman menyoroti satu fakta bahwa aplikasi percakapan menjadi salah satu garda terdepan terjadinya komunikasi antarmanusia secara daring. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
“Komunikasi kini lebih banyak terjadi dalam jaringan (daring), sehingga akses pada aplikasi percakapan sangat tinggi,” kata Fatkhurohman.
Hadirnya aplikasi percakapan lambat laun mengubah interaksi konvensional antarmanusia dalam berbagai hal dan situasi. Hal-hal yang dulu harus dilakukan bertemu langsung, juga aktivitas sosial, beberapa tergeser dengan hadirnya fitur lengkap dalam aplikasi percakapan itu. Sebut saja arisan, tak harus lagi bertemu fisik melainkan bisa dilakukan secara daring melalui satu grup dalam aplikasi percakapan itu.
“Apalagi saat ini ada sejumlah format pendukung aplikasi percakapan yang semakin lengkap plus fiturnya buah dari persaingan ketat antaraplikasi,” kata Fatkhurohman dalam webinar yang menghadirkan narasumber Aulia Putri Juniarto (Fasilitator Nasional), Agung Mumpuni (jurnalis dan dosen), M. Fadhulloh (konsultan IT) serta dipandu Dimas Satria dan Nessa Selvyana sebagai key opinion leader itu.
Ada setidaknya tiga format dalam aplikasi percakapan yang bisa ditemui. Mulai dari format tekstual yang berupa teks/tulisan, format panggilan suara yakni berbicara langsung secara real time, dan format pesan dalam video call/conference call yang juga real time.
“Namun, ingat, kita sebagai pengguna perlu selektif agar komunikasi melalui aplikasi percakapan itu tidak terganggu dengan informasi yang diterima namun nyatanya tidak kita butuhkan,” urai Fatkhurohman.
Oleh sebab itu, pengguna perlu mengenali kelebihan dan kekurangan aplikasi percakapan yang dipilih, selalu perbarui aplikasi itu dan nonaktifkan fitur untuk mengendalikan informasi yang tidak dibutuhkan.
Terlebih saat ini, penting sekali mengetahui fitur-fitur aplikasi percakapan ini guna mengoptimalkan komunikasi dengan aplikasi itu.
Sementara itu, konsultan IT M. Fadhulloh mengatakan, sebaran berbagai aplikasi komunikasi dan media sosial sebagai dampak pesatnya era teknologi ini, mau tak mau, harus diikuti dengan literasi digital bagi para penggunanya. Hal itu agar ruang digital hadir seperti manfaat yang diharapkan, bukan sebaliknya.
“Bisa dibayangkan, survei 2020 lalu pengguna internet di dunia telah mencapai 4,5 miliar jiwa, ruang digital harus lebih didominasi hal-hal positif,” kata Fadhulloh yang juga trainer robotika itu.
Terlebih, penggunaan internet lewat perangkat mobile adalah selama 50,1 persen dari total penggunaan internet atau setara 3 jam 35 menit. Adapun pada 2020 lalu, total transaksi digital mencapai Rp 621 triliun di seluruh dunia.
“Jadi, penting sekali dengan situasi itu kita cakap dalam literasi digital, karena dunia teknologi terus berkembang seiring dengan munculnya pandemi Covid-19 ini, dan kebutuhan menuju sistem pendidikan yang lebih efektif dan efisien,” pungkas Fadhulloh.
Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Demak, Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi.