Anak usia dini yang berusia 0 sampai 6 tahun, pendidik utamanya adalah orangtua mereka masing-masing. Namun, kondisi perkembangan teknologi yang pesat saat ini membuat hampir tidak mungkin memisahkan anak-anak dari telepon pintar. Karena melalui perangkat tersebut mereka terhubung dengan informasi, hiburan, teman, keluarga, dan tidak bisa hidup tanpa hal itu.
Hal tersebut dikatakan oleh dosen Universitas Lancang Kuning, Khuriyatul Husna, dalam webinar literasi digital dengan tema ”Menumbuhkan Kreativitas Anak Usia Dini di Era Pandemi” yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (26/10/2021).
Husna mengungkapkan tidak bisa dipisahkannya internet dengan anak-anak ini dibuktikan dengan selalu melekatnya gawai di tangan mereka. Bahkan, mereka membawa telepon saat ke toilet dan tidur dengan telepon di bawah bantalnya.
”Di dunia digital sebagian besar aktivitas online anak-anak adalah bermain game, menonton film atau video, berkomunikasi melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram serta chatting melalui Whatspapp dan Viber,” kata dia.
Husna mengungkapkan, untuk menghindari hal-hal negatif dalam berinternet atau berinteraksi di ruang digital, para orangtua, guru diimbau untuk membantu anak-anaknya belajar tentang bagaimana berperilaku yang pantas dan aman ketika berinternet.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua maupun guru. Pertama, mengenali dan memahami teknologi maupun piranti lunak di dalamnya. Kemudian menyadari keberadaan internet.
Orangtua dan guru juga harus memahami mengenai porsi kebutuhan penggunaan internet bagi anak atau peserta didiknya. Kemudian bertanggung jawab dan mengetahui konsekuensi pemakaiannya.
”Untuk menghindari hal-hal negatif dalam berinternet atau berinteraksi di ruang digital, para orang tua, dan guru supaya membantu anak-anaknya belajar tentang bagaimana berperilaku yang pantas dan aman ketika berinternet,” tuturnya.
Anak-anak harus memahami mengenai apa itu etika digital, yakni kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
”Agar tercipta kehidupan yang aman dan nyaman di dunia digital dalam mengasah kemampuan anak usia dini maka lakukan dengan penuh kesadaran, integritas, tanggung jawab dan kebajikan,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Digital Marketer & Digital Content Creator, A. Zulchaidir Ashary mengatakan, adanya perkembangan teknologi membuat beberapa perubahan, yang di antaranya semakin mudahnya mendapatkan informasi secara online dan real time.
Kemudian, media yang bervariasi dan saling terhubung atau terkoneksi satu sama lain. ”Harapan dari pengguna internet untuk mendapatkan benefit lebih dari hasil pencarian,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu adanya kemampuan literasi digital bagi penggunanya. Yakni berupa pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat.
Kemudian juga patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Dipandu moderator Thommy Tumahorbo, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Lia Rohamliah (Kepala TK Diponegoro 60 Kedungbanteng), Triasih Kartikawati (Kepala Bidang PAUD-Dikmas Kabupaten Banyumas), dan Putra Pariwisata Nusantara 2018, Arya Purnama, selaku key opinion leader.