Sabtu, November 30, 2024

Keamanan dasar memasuki ruang digital dan pendidikan daring

Must read

Hidup di zaman digital menuntut manusia untuk mau beradaptasi, dan kondisi pandemi membuat proses adaptasi menjadi lebih cepat. Proses perubahan ini tentu saja seperti halnya mata uang yang memiliki dua sisi, dunia digital berisi hal negatif dan juga positif. Hal ini disampaikan oleh Technology Entrepreneur and Innovation Warrior Erlan Primansyah saat mengisi webinar literasi digital bertema ”Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu”.

Di ruang digital, kata Erlan Primansyah, ada aspek keamanan yang perlu diperhatikan dan diwaspadai, upaya-upaya perlindungannya juga harus dipersiapkan agar terhindar dari ancaman kejahatan digital. Transformasi digital telah menggeser gaya hidup masyarakat, yang sebelumnya melakukan kegiatan secara fisik kini lebih banyak dilakukan secara daring dengan memanfaatkan perangkat digital. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya menarik orang berbuat kebaikan tetapi juga ada banyak yang memperlancar modus-modus kejahatannya. Salah satunya pencurian data.

Data pribadi adalah data perseorangan yang seharusnya disimpan, dirawat, dijaga kebenarannya, dan dilindungi kerahasiaannya. Seperti data-data kependudukan, nama orang tua, riwayat kesehatan, data finansial dan data-data lainnya yang kalau tidak dilindungi dengan baik bisa menjadi sasaran empuk tindak kejahatan.

“Cara melindunginya dengan tidak sembarangan memberikan informasi data pribadi yang tidak sesuai peruntukannya, tidak menampilkan data pribadi di lokasi publik. Lindungi data yang tersimpan pada perangkat digital dengan memasang password yang kompleks, dan pastikan memasang antivirus untuk meminimalisir ancaman malware,” jelas Erlan dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Memahami keamanan daring dapat mengurangi risiko menjadi korban cyber crime. Lindungi privasi individu dengan tidak mengekspos data pribadi atau hal sensitif lainnya terkait pribadi ke media digital, menjaga kerahasiaan sandi dan tidak membiarkan orang lain dapat melacak kita. Kebiasaan melakukan tag lokasi ketika mengunggah aktivitas di ruang digital sangat berisiko dilakukan pelacakan.

“Password yang kuat menjadi benteng pertama dalam keamanan digital. Jangan mudah klik tautan dari pesan yang memberikan iming-iming hadiah. Aktifkan mode ’curiga’ ketika menerima pesan atau informasi dari sumber yang tidak jelas. Tidak menggunakan koneksi wifi publik untuk transaksi finansial dan kegiatan yang mengharuskan menginput data pribadi. Serta ajarkan anak untuk mengetahui batas-batas privasi,” jelasnya.

Septa Dinata, researcher Paramadina Public Policy, menambahkan bahwa ketika bicara tentang teknologi digital maka disitu ada dua hal yang mesti diperhatikan yaitu perangkat digitalnya dan konten digital di dalamnya. Di ranah pendidikan, teknologi memberikan kemudahan akses, mudah penyampaian materi, menyediakan berbagai digital resource untuk referensi pembelajaran dan sebagainya.

Akan tetapi, teknologi tidak benar-benar menggantikan peran guru dalam memberikan pendidikan.  Akses segala bentuk pengetahuan memang bisa digantikan oleh teknologi, akan tetapi guru memiliki tugas untuk mengarahkan bagaimana penggunaan informasi itu untuk menggali potensi murid dan mengarahkannya.

“Bagi pendidk dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana komunikasi dengan orang tua untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran. Pendidik juga dapat berkolaborasi dengan pendidik lainnya untuk saling berbagi pengalaman dan memecahkan masalah seputar pendidikan bersama. Memanfaatkan sumber digital untuk membuat konten pembelajaran yang menarik, menggunakan alat bantu video atau ilustrasi,” terang Septa Dinata.

Guru juga dapat menggunakan fasilitas Google Form untuk membuat penilaian terhadap murid, atau membuat evaluasi dari masukan murid. Oleh sebab itu penting untuk mengedukasi tentang literasi media kepada anak didik agar penggunaan teknologi dilakukan dengan bertanggung jawab.

Diskusi yang dipandu oleh Anneke Liu (praktisi komunikasi) hari ini juga diisi oleh narasumber lain, Imam Buchori (Kabid PAI Kanwil Kemenag Jateng), Joko Paripurna (Plt Kepala SMPN 1 Buluspesantren Kebumen), serta Nindy Gita (professional public speaker).

Melalui webinar literasi digital ini masyarakat diajak untuk meningkatkan kecakapan literasi digital meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, digital safety, serta bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article