Menjadi penyangga destinasi Borobudur
Menjadi daerah penyangga destinasi super prioritas Borobudur menjadi berkah sekaligus tantangan bagi Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dalam mengembangkan seluruh potensi pariwisata yang dimilikinya.
Muhammad Al Khadziq, Bupati Temanggung mengatakan, sebagai kawasan penyangga Badan Otoritas Borobudur (BOB), Temanggung memiliki potensi wisata alam dan seni budaya yang kuat. Temanggung memiliki 3 gunung, Sumbing, Sindoro dan Prau, kemudian memiliki 1.791 kelompok kesenian.
“Temanggung sudah ada kesepakatan dengan BOB dimana wisatawan yang datang ke Borobudur bisa diarahkan juga ke Temanggung. Kita memiliki destinasi wisata yang secara lokasi setrategis dan infrastrukturnya pun bagus,” ungkap Khadziq di Pendopo Kabupaten (16/12/2021).
Temanggung pun, menjadi pintu pendakian untuk gunung Sindoro dan Sumbing. Kemudian di daerah tengah antara ke dua gunung tersebut ada daerah Sibajak yang terdapat destinasi wisata Jumprit—sumber mata air yang selalu diambil untuk hari raya Waisak.
“Kaitannya dengan kesepakatan BOB, Temanggung akan mengarahkan wisatawan ke Kledung dan Jumprit yang secara akses dan infrastruktur sudah bagus. Kemudian dari kawasan wisata Jumprit ada destinasi Liangan yang sekarang dalam prose eskavasi dari Badan Cagar Budaya Nasional,” tambahnya.
Sementara itu Saltiyono Atmaji, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, saat mendampingi rombongan One Day Tour #NjoNangTemanggung di Posong menjelaskan, Temanggung bagian tengah di gadang-gadang sebagai penyangga Borobudur dan sedang dipersiapkan untuk kawasan wisata heritage.
“Sementara itu Liangan dipersiapkan sebagai kawasan wisata budaya dan spiritual. Sebab, Liangan ini terdapat benda peninggalan sejarah berupa candi yang tidak dapat ditemukan di Indonesia bahkan asia,” terang Saltiyono.
Kepada para peserta One Day Tour #NjoNangTemanggung Kadisbudpar ini meyakinkan, bahwasannya saat ini Kabupaten Temanggung berdasarkan hasil assessment dari Satgas Covid-19 pemerintah pusat berada di level 1. Ini artinya Temanggung sudah dapat menerima kunjungan wisatan dengan adaptasi protokol kesehatan.
Perlu menjadi catatan, sebelum pandemi Covid-19 Kabupaten Temanggung rata-rata setiap tahunnya menerima kunjungan 200 ribu wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Namun sejak pandemi masuk jumlah kunjungan turun drastis.
Temanggung Butuh Pemantik Investor dari Perhotelan
Dukungan kuat berupa potensi wisata yang melimpah masih dirasa kurang. Pasalnya Temanggung belum diperkuat dari sisi akomodasi seperti hotel berkasta bintang baik dari chain lokal maupun internasional.
“Temanggung butuh investor dari industri perhotelan yang mampu menjadi pematik untuk menjadi pelengkap pariwisata. Kita butuh investor hotel yang kuat secara konsep, estetik, rekreatif dan menjadi tempat kongkow yang cozy bagi wisatawan,” terang Khadziq.
Bagi para investor, pemerintah kabupaten Temanggung memberikan kemudahan perizinan dan lahan untuk lokasi pembangunan hotel. “Secara umum hambatan untuk mengundang investor tidak ada yang spesifik. Soal blok atau lokasi, di daerah atas untuk kawasan pariwisata sudah ada. Secara infrastruktur pun sudah bagus,” pungkasnya.
Pemerintah kabupaten Temanggung sadar, membangun pariwisata sebagai leading sector tidak mudah. Akan tetapi Temanggung memiliki modal kuat dan besar. Selain alam, kesenian dan kebudayaannya pun sudah cukup untuk mengundang wisatawan dan investor datang ke negeri penghasil tembakau ini.