“Di sisi lain dengan menurunnya angka penularan varian Covid-19 Omicron, beberapa negara termasuk pemerintah Indonesia mulai membuka perbatasan antar negara dan antar kota sehingga transportasi dan mobilitas masyarakat mulai meningkat. Ditambah lagi dengan sektor konstruksi seperti proyek IKN (Ibu Kota Negara) yang menjanjikan untuk bidang konstruksi. Saya yakin bahwa tahun ini menjadi titik balik bagi industri otomotif. Terlebih lagi dengan penerapan diesel Euro 4 di Indonesia. Saya yakin kami dapat mencapai kesuksesan besar untuk volume penjualan kami khususnya untuk Mercedes-Benz Axor. Strategi utama kami tahun ini akan fokus pada peningkatan produk baru, kepuasan pelanggan dan keuntungan berkelanjutan dalam pengoperasian MB Truck and Bus, jaringan dealer yang lebih luas, dukungan lapangan yang maksimal dalam hal suku cadang dan layanan dan persiapan untuk kendaraan niaga berbasis listrik,” tambahnya.
Perusahaan terdepan di bidang transportasi selama 125 tahun pendiri Daimler Truck telah memulai industri transportasi modern dengan truk dan bus sejak 125 tahun lalu.
Saat ini, Daimler Truck merupakan salah satu produsen kendaraan komersial terbesar dengan jangkauan global yang memiliki lebih dari 40 fasilitas produksi di seluruh dunia, dengan total karyawan sekitar 100.000 karyawan. Daimler Truck bertujuan untuk mencapai laba atas penjualan dua digit dalam bisnis industri pada tahun 2025, dengan asumsi kondisi pasar yang kuat.
Kegiatan bisnis Daimler Truck memiliki struktur yang dibagi ke dalam lima segmen pelaporan, di mana perusahaan telah merumuskan visi konkret. Seperti, Daimler Truck secara khusus menargetkan laba atas penjualan yang disesuaikan sebesar 12% untuk segmen Truk Amerika Utara (TN).
Untuk segmen Mercedes-Benz (MB), targetnya adalah 10% penyesuaian return on sales, untuk segmen Trucks Asia (TA) 9% dan untuk segmen Daimler Buses (DB) 7,5%. Dengan Jasa Keuangan sebagai segmen kelima, perusahaan menargetkan pengembalian ekuitas yang disesuaikan sebesar 14%.