Sesi siang menampilkan Pementasan 1, kolaborasi Gede Agus Krisna Dwipayana dan Ayu Anantha Putri dengan komposisi berjudul Nasarin. Pementasan 2, joreografer dan penari Mekratingrum Hapsari dengan judul A Day to Remember dan Pementasan 3, oleh seniman tari Puri Senjani Apriliani dengan judul karya Fase Tubuh.
Di sesi penampilan berikutnya di sore hari menghadirkan Pementasan 4, kolaborasi antara Puri Senjani Apriliani, Bathara Swargaloka, Alisa Soelaeman dan Mekratingrum Hapsari dengan komposisi berjudul Tanda Baca.
Pementasan 5, juga merupakan sebuah kolaborasi berjudul Secret Coco yang dibawakan oleh Ela Mutiara Jaya Waluya, Pebri Irawan, Krisna Satya Utama dan I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra. Pementasan 6, oleh I Komang Adi Pranata menghadirkan tari berjudul Lampah. Sesi II di sore hari ditutup oleh penampil 7, Razan Wirjosandjojo dengan komposisi tari berjudul Ayam.
Sementara di sesi III di malam hari, digelar Pementasan 8, kolaborasi antara I Komang Adi Pranata, Eka Wahyuni, Yezyuruni Forinti dan Angelina Ayuni Praise dengan karya berjudul Rooted. Pementasan 9, berupa karya tunggal dari Alisa Soelaeman berjudul Suara yang lebih Pelan. Pementasan 10, berupa kolaborasi antara Ayu Permata dan Priccilia E.M Rumbiak berjudul Saling Gema.
Sementara, pementasan 11, kolaborasi antara Eka Wahyuni dan Bagus Bang dengan karya berjudul Pesona. Pementasan 12, kolaborasi Kurniadi Ilham, Gede Agus Krisna Dwipayana, Yezyuruni Forinti dengan komposisi berjudul Sssst! Pementasan 13, sebagai nomor terakhir merupakan kolaborasi Razan Wirjosandjojo, Kurniadi Ilham, Priccilia E.M Rumbiak dan Yezyuruni Forinti dengan karya berjudul Sabung.
Salah seorang penampil dari Solo, Mekratingrum Hapsari menuturkan tentang A Day to Remember, sebuah komposisi solo yang ditampilkan di momen pementasan penutup Temu Seni yang dihelat di Pura Samuan Tiga.
Ini adalah sebuah karya yang berasal dari pengalaman diri di mana sepanjang berkarya penampil belum pernah menjamah dirinya sendiri, dalam artian materi dan kasus-kasus yang dibawakan cukup berjarak dengan penampil, namun dirinya mengalaminya.
Mekratingrum, atau akkrab dipanggil Mike ingin memberikan wadah dan ruang dalam pertunjukkan ini kepada audiens untuk berpartisipasi dalam mengingat memori-memori yang telah mereka alami dan miliki.
Lebih jauh tentang keikutsertaannya di Temu Seni, Mike sangat menginginkan ada kesempatan lain untuk berkolaborasi bersama teman-teman peserta.
Koreografer muda dari Jambi, Kurniadi Ilham menjelaskan tentang karya kolaborasinya yang berjudul Sssst! Adalam semacam paradoks dan kontradiksi. “Inspirasinya adalah kepedulian dan kekhawatiran kami berempat terhadap situs cagar budaya dan ekosistem yang ada di sekitarnya yang dimiliki di tempat kita masing-masing yang terancam dengan kemajuan industri.”