Minggu, November 24, 2024

20 seniman muda Indonesia hadir di Temu Seni Performans, Makassar

Must read

Seni performans dapat berupa suatu pertunjukan bernaskah maupun tidak, dirancang secara amat hati-hati ataupun spontan dengan atau tanpa partisipasi penontonnya. Pertunjukan tersebut dapat bersifat langsung ataupun direkam dan disiarkan melalui media video; Sang performer dapat hadir di tempat menyajikan karya seninya atau absen sama sekali.

Cabang seni ini dapat dilangsungkan dalam situasi apapun selama mengandung 4 unsur utama, yakni waktu, ruang, tubuh (atau kehadirannya dalam suatu media), serta relasi antara sang performer dan hadirinnya. (Btari Widya Pradipta, Irma Damajanti, Ira Adriati, 2013)

Temu Seni dengan tema Perfomans yang dilaksanakan di Makassar melibatkan 20 peserta dari berbagai provinsi, 2 fasilitator; yaitu seniman performans, perupa dan pegiat seni budaya, Marintan Sirait dan sastrawan dan penulis, Afrizal Malna, serta 5 narasumber; Arkeolog, Drs. Muhammad Ramli, Kepala BPNB Sulsel, Andi Syamsu Rijal, SS., M.Hum., Puang Matoa Bissu, Bissu Nani, Astronom, Dra. Premana W. Permadi, Ph.D., dan sutradara dan akademisi, Dr. Asia Ramli, M.Pd.

Ajang Temu Seni Performans di Makassar ini terwujud bekerja sama dengan komunitas Teater Kalayang berperan penting dalam merancang program dan pelaksanaan acara. Kala Teater didirikan di Makassar pada Februari 2006. Perkumpulan ini berupaya mencapai visinya, yakni mengasah kepekaan antar-manusia melalui program penciptaan seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin seni, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya.

20 seniman performans muda Indonesia yang turut serta dalam Temu Seni antara lain adalah; Abdi Karya, Anak Agung Putu Santiasa Putra, Arsita Iswardhani, Dimas Dapeng Mahendra, Dimas Eka Prasinggih, Fajar Susanto, Laila Putri Wartawati, Linda Tagie, Monica Hapsari, Prashasti Wilujeng Putri, Rachmat Hidayat Mustamin, Ragil Dwi Putra, Ratu Rizkitasari Saraswati, Ridwan Rau Rau, Rizal Sofyan, Rizky, Wahyu Fathin, Sasqia Ardelianca, Syskaliana, Taufiqurrahman dan Theo Nugraha.

Program Temu Perfomans ini dihelat sejalan dengan program Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk lebih mengaktifkan cagar budaya, karena kegiatan ini mengangkat kesenian tradisional yang ada di sekitar cagar budaya salah satunya di Makassar, Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan. Program ini juga dirancang dengan mengutamakan peristiwa pertemuan, pertukaran, dan jejaring.

Dengan menerapkan konsep Laboratorium Seni yang terbuka, kegiatan ini akan mengangkat topik sesuai dengan apa yang dipilih yang menjadi kesepakatan bersama antar seniman yang terlibat melalui diskusi-diskusi terpumpun sesuai konteks ekosistem dan perkembangan kolektif masing-masing bidang.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article