Kolom Jeffrey Wibisono V.
n-JAWA-ni
Senin, 31 Oktober 2022 menurut penanggalan Masehi adalah malam ke 365 saya beraktivitas di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Alur perjalanan karier yang sama sekali di luar rencana, akan tetapi alam semesta berkehendak lain. Saya kembali masuk ke industri hospitality dan mendapat kesempatan menjadi general manager di hotel, sekali lagi. Amazing!
Mulai minggu pertama saya sudah merasa kerasan di destinasi yang di masa lalu belum pernah saya kunjungi, bahkan tidak terpikirkan untuk saya kunjungi apalagi untuk tinggal berlama-lama. “Wis garise hidupmu iku. Please enjoy,” demikian komentar beberapa sahabat saya, ketika saya bernarasi kepada mereka.
Baiklah, seterusnya dengan sedikit flashback. Pada awal tahun 2018 lalu, saya berada pada suatu titik di mana saya memutuskan untuk mengubah arah hidup. Hal ini saya lakukan dengan pertimbangan yang matang. Saya mulai memikirkannya ketika saya diminta menandatangani perpanjangan satu tahun kontrak kerja untuk memasuki tahun ke-4 masa kerja pada September 2017 – di hotel butik independen kategori bintang 4 “owned and managed” di Kuta, Bali.
Pertimbangan utama saya untuk meninggalkan industri hospitality pada waktu itu adalah selama satu tahun terakhir, dimulai dari proses rebranding, fungsi saya adalah untuk handed-over konsep operasional dan management termasuk marketing terhadap para petinggi di perusahaan pemilik hotel tersebut. Otoritas kepemimpinan dialihfungsikan menjadi “the bridge over the trouble water”.
Multi dimensi keilmuan, kemampuan dan passion yang saya punyai menjadi mengambang – seolah tidak terpakai di tempat saya seharusnya bisa berkarya maksimal, diandalkan dan dipercaya untuk menaikkan brand. Branding marketing adalah salah satu spesialisasi pekerjaan saya dan sangat terpakai untuk perusahaan-perusahaan yang perlu melakukan revitalisasi untuk pengembangan bisnis jangka panjang.
Setelah kira-kira satu tahun menimba dan memperdalam ilmu digital marketing dan artificial intelligence, membuka pergaulan baru, sedikit traveling ke beberapa kota untuk menjadi peserta workshop. Maka….. jati diri karier saya berkembang menjadi seorang freelancer – pekerja lepas profesional dan konsultan dengan beberapa profesi. No box – tempat bekerja, ruang dan waktu bisa lebih mudah diatur.
Mestinya, saya juga bisa memberi dan menjadi manfaat bagi lebih banyak orang lagi, dibandingkan hanya bekerja di satu tempat dengan kontrak tahunan.
Perhitungannya, saya berhadapan hanya dengan SDM yang total misalnya 150 orang selama setahun masa kontrak, kemudian kalau dibandingkan dengan saya setiap satu minggu sekali berbicara di depan forum kecil 20 orang, maka selama setahun atau 52 minggu, saya akan berbagi ilmu pengetahuan dan motivasi yang inspiratif terhadap 1.040 orang. Luar biasa, bukan?
Apakah teman-teman yang sedang membaca naskah ini masih ingat dengan sepatah kalimat atau satu kata afirmasi kalian?
Buat saya afirmasi itu harus logis. Untuk bisa terkabul afirmasi tersebut, lantas bukan hanya dipikirkan, tetapi juga mendorong diri sendiri untuk melakoni perwujudan afirmasi menjadi kebiasaan sehari-hari. Bijak dalam menyikapi dan memahami suatu kejadian. Saya perlu terus berubah untuk terus menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.