524 satuan pendidikan terdampak, 31 siswa meninggal dunia, Save the Children tangani hak anak terkait pendidikan dalam situasi darurat.
Satu minggu pasca gempa bumi di Cianjur – Jawa Barat berdampak pada rusaknya 524 Satuan Pendidikan mulai dari PAUD sampai dengan perguruan tinggi termasuk Madrasah. Laporan terkini 24 November 2022 pukul 18.00 wib yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi – Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana juga mencatat sebanyak 31 siswa dan 6 guru meninggal dunia, 367 peserta didik dan 76 Guru luka-luka karena kejadian ini. Gempa juga menghancurkan sebanyak 2.235 ruang dengan tingkat kerusakan mulai dari ringan, sedang dan berat.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur terpaksa menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar karena status tanggap darurat bencana serta tengah menghadapi tantangan yang besar terkait tempat belajar, dan aspek psikologis murid serta guru.
“Pendidikan adalah salah satu hak anak yang harus dipenuhi apapun situasinya termasuk dalam situasi darurat. Seperti di Cianjur, anak-anak penting untuk segera mendapatkan layanan dukungan psikososial dimana ini adalah termasuk dalam unsur pendidikan pada situasi darurat. Tujuan utama adalah memastikan anak-anak dapat mengatasi rasa khawatir, takut, cemas dan tentunya dengan bertemu teman serta guru mereka akan senang kembali belajar dan bersekolah,” jelas Imelda Usnadibrata – Head of Education – Save the Children Indonesia
Save the Children Indonesia bersama dengan klaster pendidikan Cianjur melakukan pendataan dengan mengidentifikasi anak dan guru yang terdampak, termasuk kondisi sarana dan prasarana sekolah. Hal ini menjadi penting untuk dapat memastikan penyaluran bantuan yang merata dan juga tepat sasaran, serta dapat segera memberikan layanan dukungan psikososial untuk membantu memulihkan aspek psikis anak, orangtua dan guru yang terdampak.
Tak hanya itu, Save the Children Indonesia juga menyediakan tenda untuk dijadikan sebagai ruang belajar sementara yang aman dan nyaman untuk anak-anak.
“Saat gempa saya mengajar, berdiri di depan kelas. Semua orang teriak, anak-anak panik, dan saya juga sangat panik dan takut. Bayangkan ya, orang dewasa saja takut apalagi anak-anak. Untuk itu penting sekali adanya dukungan psikososial untuk anak-anak dan guru. Karena kami sangat membutuhkan itu, termasuk juga bagaimana caranya selamat dari kejadian gempa bilamana terjadi kembali,” tutur Ayu / 56 tahun / Guru Matematika di Kab. Cianjur
Saat ini, Program Pendidikan dalam situasi darurat serta layanan dukungan psikososial Save the Children Indonesia telah menjangkau lebih dari 200 anak, 22 Guru di Nagrak, Cugenang, dan SMP 1 Warungkondang.
Salah satu edukasi yang diberikan juga meliputi terkait pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), hal ini bertujuan untuk memastikan anak-anak, guru, dan warga sekolah memahami karakteristik bencana, memahami upaya mitigasi serta langkah-langkah yang dapat dilakukan pada sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.