Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob
Kata healing belakangan ini menjadi begitu populer, terutama pada kalangan anak muda. Pandemi yang berkepanjangan, berbarengan dengan tuntutan perubahan yang dipicu oleh kemajuan teknologi membuat banyak orang merasakan tekanan dalam pekerjaan mereka begitu tinggi sehingga butuh time out untuk menyegarkan dirinya kembali.
Banyak generasi muda sekarang yang merasa bekerja keras memacu diri adalah sebuah konsep yang harus diwaspadai karena dapat membebani kesehatan mentalnya. Padahal, generasi orang tua kita justru meyakini bahwa kesuksesan hanya bisa didapatkan melalui kerja keras.
Menurut studi seorang ahli psikologi, bekerja keras yang dapat mengganggu kesehatan mental adalah bilamana kita sampai tidak sempat mengurus diri kita sendiri. Kita tahu bahwa persaingan masa kini semakin ketat, banyak inovasi bermunculan, belum lagi bajak-membajak antarkompetitor.
Akibatnya, banyak yang mengingatkan diri sendiri agar jangan sampai lengah sekejap pun, berkutat mati-matian untuk melakukan servis terbaik pada pelanggannya, di samping juga berusaha keras menjaga agar produk-produknya tetap inovatif dan kompetitif.
Perusahaan-perusahaan start up berkejaran dengan waktu dan tren, bekerja tidak kenal waktu. Di sinilah kita mengenal istilah burn out, rasa kelelahan ekstrem yang membuat passion bekerja pun lenyap. Pekerjaan yang dulunya kita lakukan dengan penuh semangat tiba-tiba kehilangan daya tariknya. Kita merasa tidak lagi memiliki energi yang selama ini menjadi motor penggerak kita.
Healing juga bagian dari pekerjaan
Pertama, kita perlu mengubah konsep bahwa healing itu seolah-olah harus dilakukan dengan menghentikan segala aktivitas kita yang berkaitan dengan pekerjaan. Banyak hal yang dapat kita lakukan di sela-sela pekerjaan yang dapat membuat diri merasa segar kembali.
Kita bisa membuat janji dan bertemu dengan teman lama sambil makan siang bersama. Bincang-bincang santai dan tawa ringan yang kita dapatkan selama jam makan siang itu dapat membuat diri kita merasa rileks dan segar kembali ketika balik ke kantor.
Dalam melakukan perjalanan dinas, kita dapat berhenti sejenak di tempat-tempat yang indah untuk menikmati pemandangan maupun makanan khas daerah setempat sebelum kita berfokus kembali kepada tugas yang harus kita lakukan di sana.
Dalam rutinitas harian pun bilamana bersedia untuk bangun lebih pagi, kita dapat menggunakan waktu untuk berolahraga jalan kaki, bersepeda, ataupun yoga santai di rumah.
Kegiatan-kegiatan ini merupakan semacam jalan tengah antara menyelesaikan kepentingan pekerjaan dan tetap dapat mengurus diri sendiri. Apa pun aktivitasnya, yang penting kegiatan healing ini memang harus membawa kesenangan bagi diri kita.