Sabtu, Desember 28, 2024

Anggota dinasti politik kuat pun bisa gagal nyalon

Must read

Profesor Marshall Goldsmith, doktor bidang organizational behavior UCLA dan #1 Executive Coach in the world, bercerita tentang kasus Ted Kennedy di tayangan CBS tersebut: “I was hearing neither why Kennedy wanted the job nor how he would do it if he moved into the White House.”

Kepemimpinan di mana saja, di organisasi bisnis, nonprofit, apalagi untuk posisi pejabat publik, dari tingkat bupati, gubernur, sampai presiden, sepatutnya mampu menjawab secara jelas pertanyaan dasar, why dan how.

Dalam setting Indonesia, rasanya sudah tiba saatnya media membiasakan menggali alasan sejumlah tokoh (pseudo) politik yang ingin jadi bupati, gubernur, apalagi presiden, dengan pertanyaan-pertanyaan lebih dalam. Apa saja motivasi mereka sesungguhnya?

Kalau tidak begitu, atau hanya sibuk memberitakan hal-hal yang semi gossip untuk menyedot perhatian pembaca, media akan berpeluang terkecoh dan mudah disetir oleh para “juragan politik”.

Motivasi para “politisi” yang bernafsu nyalon, sejak hari ini, kurang dari dua tahun menjelang pemilu 2024, sepatutnya sudah mulai diuji oleh publik. Apa saja tindakan-tindakan kongkrit mereka agar pantas mencalonkan diri.

Ibarat pelari maraton, atau para atlet yang terseleksi layak ikut olimpiade, dari dua tahun menjelang bertanding, bahkan ada yang lebih lama dari itu, lazimnya sudah melakukan program latihan rutin yang terukur. Itulah contoh motivasi nyata: step by step jelas, accountable.   

Di lain pihak, para tokoh yang terlanjur dikenal masyarakat dan memaklumatkan ingin berkarir sebagai pejabat publik, sepantasnya bermuhasabah, bercermin lebih jernih. Tatag, memiliki emotional courage, menanyakan kepada diri sendiri: “Pantaskah aku?”

Kasus Ted Kennedy merupakan pengingat, anggota trah politik yang sangat berpengaruh di AS pun ternyata terbukti tidak capable jadi calon presiden.

Trah politik bakal calon pejabat publik bukan jaminan ia layak.

Selain perlu mematangkan diri, berlatih membangun motivasi yang kuat dan terukur, setiap kandidat sepantasnya mampu merespon dengan gamblang why mau menjabat dan how mewujudkan janji dan rencana kerja.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article