Kamis, Desember 19, 2024

Nojorono Kudus Bina UMKM desa dan instansi pendidikan di Kudus

Must read

Perjalanan Nojorono Kudus dalam industri selama lebih dari sembilan dekade kerap dilandasi oleh prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang secara konsisten diterapkan. Salah satu bentuk penerapan ESG yang dilakukan oleh Nojorono Kudus adalah pengembangan hortikultura dengan memanfaatkan rumah kaca pembibitan (greenhouse) yang dikelola secara mandiri oleh Tim CSR dan Yayasan Karya Bakti Nojorono Kudus. 

Pengembangan hortikultura dengan menggandeng lembaga akademik untuk studi banding, salah satu di antaranya yaitu SMK Pertanian Theresiana Bandungan pada 16 Maret 2023, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan peluang kerjasama di bidang hortikultura bagi tenaga pendidik maupun siswa yang berpartisipasi, maupun karyawan greenhouse dalam upaya pengembangan di sektor pembibitan tanaman. 

T. Sugiyanto selaku Head of CSR PT Nojorono Tobacco International menjelaskan, bahwa greenhouse yang dikelola oleh Nojorono Kudus diharapkan menjadi sarana beraktivitas yang positif dan bernilai edukasi bagi karyawannya maupun pihak luar. 

“Beberapa universitas kerap berkunjung untuk berdiskusi, salah satunya terkait budidaya tanaman tabebuya dan potensi kolaborasi dalam bidang hortikultura. Kami harap greenhouse yang dikelola oleh Nojorono Kudus ini dapat memberikan peluang untuk siapa saja yang ingin mengoptimalisasikan fasilitas ini, baik dari masyarakat sekitar maupun teman-teman akademisi yang haus akan ilmu bercocok tanam,” ungkap T. Sugiyanto. 

Inisiasi lainnya dalam pengembangan di bidang pengelolaan lingkungan, Nojorono Kudus turut menggandeng UMKM di Desa binaannya, yakni Desa Gulang dan Desa Karangrowo, Ambarawa, Jawa Tengah. Masifnya jumlah eceng gondok yang tersebar di kedua Desa ini mendorong Nojorono Kudus menggelar ruang diskusi bersama UMKM dan masyarakat di desa terkait untuk menanggulangi masalah tersebut. 

Diselenggarakan pada 16 Maret 2023, masyarakat didorong untuk memanfaatkan eceng gondok sehingga memiliki nilai jual. Ratna Novitasari, selaku CSR Representatif menyampaikan bahwa tidak hanya terbatas pada pembinaan saja, namun inisiasi ini juga sekaligus sebagai upaya pengurangan potensi pendangkalan perairan akibat akumulasi dari endapan tanaman eceng gondok. 

“Awal tahun 2023 ini, Desa Karangrowo dan Gulang mengalami musibah banjir, salah satu penyebabnya adalah pendangkalan sungai yang diakibatkan dari penumpukan endapan eceng gondok. Untuk itu Nojorono Kudus berupaya untuk memanfaatkan potensi eceng gondok yang dianggap sebagai hama, disulap menjadi sebuah peluang bisnis dengan nilai jual berkualitas, salah satunya dengan adanya ruang diskusi ini,” ungkap Ratna. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article