Setiap kegiatan sehari-hari pasti menghasilkan sampah. Sampah tersebut bisa berupa limbah organik maupun anorganik. Pada 2019 KLHK mencatat jumlah timbunan sampah sebesar 67,8 juta ton per tahun yang terdiri dari sampah organik dengan persentase sebesar 57%, sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya sebesar 17%. Sebagian besar sampah berasal dari rumah tangga. Sampah-sampah ini seringkali berakhir di TPA, yang berartinya sudah tidak dimanfaatkan.
Sampah kemasan mendominasi polutan sungai Desa Wisata Benteng Kab. Bogor
Banyaknya sampah dari rumah tangga tersebut mendorong kami mengadakan sosialisasi “dikeplak eman” (diet kantong plastik dan ecoenzim bermanfaat). Dikeplak merupakan sosialisasi pengurangan penggunaan kantong plastik dan pembuangan sampah kepada anak PAUD dan SD.
Sedangkan Eman merupakan sosialisasi ecoenzim kepada ibu rumah tangga. Masing-masing singkatan mewakili target yang berbeda namun tetap dalam satu visi, yaitu pemanfaatan sampah dari aktivitas sehari-hari dengan baik untuk menjadi desa yang bersih.
Anak dan remaja diajak mengurangi penggunaan kantong plastik dalam program dikeplak (diet kantong plastik)
Sosialisasi dibentuk sebagai upaya meningkatkan partisipasi anak dalam kegiatan menjaga lingkungan anak TPQ Al Hikmah. Awalnya mereka hanya membantu Ibu Nyai untuk mengajar pengajian anak-anak. Lalu mereka melihat bahwa anak di TPQ juga bisa ikut serta dalam pengelolaan sampah untuk menjaga bumi sekaligus bentuk ibadah. Karena itu mereka mengajak Ibu Nyai selaku pemilik TPQ Al Hikmah membentuk kegiatan “dikeplak”.
Anak-anak TPQ Al Hikmah mengikuti kegiatan ini selama 2 hari. Kami mengedukasi anak untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan cara membuang sampah lewat sosialisasi bertema “Bahaya Kantong Plastik melalui Gerakan Diet Kantong Plastik”.