Kenyataannya sampai hari ini masih sering dapat kita temui organisasi bisnis, apalagi di wilayah politik pemerintahan, yang masih ngotot mempertahankan pendekatan Max Weber. Eksesnya, antara lain, orang mengejar jabatan jadi sekadar pimpinan (ditakuti karena posisinya); belum mampu jadi pemimpin (dihormati dan disegani karena kompetensinya).
Ciri-ciri pimpinan umumnya sibuk mengartikan jabatannya untuk manfaat pribadi/keluarga – wilayah publik mereka anggap sebagai playground unjuk ego kekuasaan dan jabatan, serta pencitraan. Di puncak kekuasaan politik, maunya kebal hukum pula.
Sedangkan pemimpin lazimnya mau mencurahkan resources, termasuk intelektual dan mental, membangun visi dan bergerak bersama yang mereka pimpin mewujudkan visi tersebut – sebagiannya bahkan tidak mau menonjolkan diri dalam setiap keberhasilan. “A leader is best when people barely know he exists, when his work is done, his aim fulfilled, they will say: we did it ourselves,” kata Lao Tzu.
Mohamad Cholid is Member of Global Coach Group (www.globalcoachgroup.com)
Alumnus The International Academy for Leadership, Germany.
Books: https://play.google.com/store/search?q=senincoaching&c=books
(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528
Please contact Ibu Nella + 62 85280538449 for meeting schedule.