Minggu, November 24, 2024

Kembalinya Pertumbuhan Profitabilitas yang Kuat bagi Sampoerna di 2023, Sambut Presiden Direktur Baru

Must read

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna/BEI: HMSP) mengumumkan hasil kinerja tahun 2023, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 28,0% dibandingkan tahun 2022, yang mencapai Rp.8,1 triliun, serta mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 28,6% dan volume keseluruhan sebesar 83,4 miliar batang berkat portofolio yang kuat di seluruh segmen, terutama pertumbuhan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang padat karya.

Jakarta, 23 April 2024 – PT HM
Sampoerna Tbk. (Sampoerna/BEI: HMSP) mengumumkan hasil kinerja tahun 2023, dengan
pertumbuhan laba bersih sebesar 28,0% dibandingkan tahun 2022, yang mencapai
Rp.8,1 triliun, serta mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau
Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 28,6% dan volume keseluruhan sebesar 83,4
miliar batang berkat portofolio yang kuat di seluruh segmen, terutama
pertumbuhan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang padat karya.

“Tahun 2023 menandai
tahun kembalinya pertumbuhan profitabilitas yang kuat bagi Sampoerna, dengan
pencapaian penting dalam pengembangan produk bebas asap berdasarkan pembuktian ilmiah,
meningkatkan investasi dan lapangan kerja di Indonesia, serta menghasilkan efek
berganda yang kuat, sejalan dengan prioritas negara untuk meningkatkan
hilirisasi,” ungkap Presiden
Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis
, pada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (23/4/2024).

Saat ini, industri tembakau masih menghadapi tantangan-tantangan utama
dengan kenaikan tarif cukai dua-digit yang signifikan di atas tingkat inflasi,
kesenjangan cukai yang semakin besar antara segmen Volume Golongan 1 dan segmen
Di Bawah Volume Golongan 1 yang dikenakan cukai lebih rendah, serta
meningkatnya peredaran rokok ilegal. Secara keseluruhan, volume industri rokok
nasional mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan 2022. Meskipun dalam
kondisi yang penuh tantangan, penjualan bersih Sampoerna meningkat sebesar 4,3%
menjadi Rp116,0 triliun, meskipun profitabilitas masih jauh di bawah tingkat
sebelum pandemi.

Pada tahun 2023, produk bebas asap Sampoerna meraih pencapaian strategis.
Di wilayah Perkotaan Jakarta, IQOS meraih pangsa pasar 3,5% pada kuartal
keempat 2023, meningkat sebesar 2,0 poin dari kuartal keempat 2022. Perkotaan
Jakarta mewakili Jakarta Barat, Pusat, dan Selatan yang mencakup sekitar 1,5
juta Pengguna Nikotin Dewasa.

Seiring dengan prioritas strategis untuk mempercepat komersialisasi produk tembakau
inovatif bebas asap, Sampoerna juga menorehkan beberapa momen penting di tahun
2023, dimulai dari peresmian fasilitas produksi Karawang dan pelepasan ekspor
perdana; diperkenalkannya inovasi terbaru IQOS ILUMA untuk secara
eksklusif digunakan dengan batang tembakau TEREA; mulai beroperasinya
Laboratorium Pengujian dan Analisis kelas dunia dengan fasilitas canggih untuk
produk tembakau inovatif bebas asap di kuartal ketiga; dan disusul
dengan diperkenalkannya batang tembakau TEREA edisi cengkih bagi perokok
dewasa dan pengguna produk tembakau/nikotin dewasa di Indonesia.

IQOS ILUMA memanaskan batang tembakau yang menggunakan daun
tembakau asli tanpa pembakaran. Seperti perangkat IQOS sebelumnya, IQOS
ILUMA
mengurangi paparan zat kimia berbahaya atau berpotensi berbahaya
hingga rata-rata 90-95% lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok. Meskipun
tidak bebas risiko, produk tembakau inovatif bebas asap Philip Morris
International (PMI) merupakan pilihan yang lebih baik bagi perokok dewasa yang
memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau.

“Sampai dengan akhir tahun 2023, investasi kami pada produk bebas asap
mencapai sekitar US$300 juta. Fasilitas produksi kami untuk produk tembakau
bebas asap ialah yang pertama bagi PMI di Asia Tenggara dan yang ketujuh di
dunia, serta difokuskan untuk ekspor ke kawasan Asia Pasifik maupun memenuhi
permintaan pasar domestik yang sejalan dengan agenda hilirisasi pemerintah.
Laboratorium Pengujian dan Analisis bagi produk tembakau inovatif bebas asap
melibatkan lebih dari 200 ilmuwan Indonesia yang bertalenta dan merupakan
bagian dari komitmen kami untuk menyerap tenaga kerja berketerampilan tinggi,
khususnya dalam mendukung transformasi industri tembakau nasional,” papar
Vassilis.

Sementara itu, kinerja segmen SKT menunjukan tanda pemulihan dengan pangsa
pasar 28% pada tahun 2023 setelah mengalami tren penurunan pangsa pasar
berkelanjutan dari 37% pada 2006 menjadi 17% pada tahun 2019. Hal ini didukung
oleh kebijakan Pemerintah terkait cukai produk tembakau yang mempertimbangkan penyerapan
tenaga kerja serta tembakau dan cengkih dari petani lokal. Seiring dengan hal
tersebut, Sampoerna menambah fasilitas produksi SKT dan Mitra Produksi Sigaret
(MPS) pada awal tahun 2024 yang berdampak langsung pada penyerapan puluhan ribu
tenaga kerja baru. Dengan penambahan tersebut, total tenaga kerja Sampoerna
secara langsung dan tidak langsung menjadi lebih dari 90.000 orang.

“Memasuki 111 tahun Sampoerna berkiprah di Indonesia, kami terus konsisten
berupaya berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui
investasi jangka panjang, menciptakan nilai ekonomi di seluruh mata rantai
industri, dan penyerapan tenaga kerja yang diharapkan dapat berkontribusi
terhadap penciptaan efek berganda di Indonesia,” tutur Vassilis.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan hari ini,
Perseroan mengumumkan total pembayaran dividen senilai Rp8,060 triliun dari
saldo laba Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023,
dengan rasio pembayaran dividen sebesar 99,6% atau Rp69,3 per saham.

Presiden Direktur dan Direktur Baru

Selanjutnya,
pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini, para pemegang saham juga menyetujui penunjukkan Ivan Cahyadi sebagai
Presiden Direktur Sampoerna yang baru, menggantikan Vassilis Gkatzelis, efektif
per 1 Mei 2024, serta penunjukkan Yohan Lesmana sebagai Direktur Perseroan. Hal
ini merupakan beberapa mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024
berikut dengan ralatnya yang telah disampaikan kepada Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara berturut-turut, pada
tanggal 1 dan 8 April 2024.

Presiden
Komisaris Sampoerna John Gledhill
mengatakan, “Vassilis berhasil memimpin Sampoerna untuk mencatatkan
kinerja baik bagi Perseroan dalam dua tahun terakhir ini serta senantiasa
mewujudkan komitmen untuk menciptakan nilai dan efek berganda bagi masyarakat
luas. Saya ucapkan terima kasih kepada Vassilis atas kontribusinya di Sampoerna
dan selamat untuk posisi barunya di PMI.”

PMI,
induk perusahaan Sampoerna, memberikan kepercayaan bagi Vassilis untuk
menduduki jabatan penting selanjutnya sebagai President East Asia, Australia
& PMI Duty Free dan menjadi bagian dari Executive Leadership Team PMI yang
dipimpin oleh CEO Jacek Olczak. Vassilis akan bertangung jawab atas pasar
strategis PMI lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Posisi Presiden
Direktur Sampoerna selanjutnya dipercayakan kepada Ivan Cahyadi yang memiliki
pengalaman selama hampir tiga dekade di Sampoerna dan PMI. Ivan adalah sosok
pemimpin yang tepat untuk terus memantapkan posisi Sampoerna sebagai pemimpin
industri di Indonesia. “Dengan pengalaman yang ekstensif di Sampoerna,
kami percaya Ivan adalah sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna untuk memantapkan
posisi Perseroan sebagai pemimpin industri di Indonesia dan meneruskan
penciptaan efek berganda bagi semua pemangku kepentingan,” kata John.

Ivan
Cahyadi bergabung dengan Sampoerna pada tahun 1996 sebagai Management
Trainee
dan mengembangkan kariernya dengan menduduki sejumlah posisi di
Sampoerna, termasuk Manajer Pengembangan Organisasi (1999-2000), Manajer Market
Inteligensia (2000-2004), Kepala Pengembangan Strategi Penjualan (2004-2005),
Kepala Zona Penjualan (2005-2009). Ivan kemudian ditugaskan di afiliasi PMI di
Malaysia sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi pada tahun 2009. Ia kembali
ke Sampoerna pada tahun 2010 sebagai Kepala Zona Penjualan, sebelum selanjutnya
diangkat sebagai anggota Direksi pada 2016.

Sementara itu, terkait dengan pengangkatan Yohan Lesmana sebagai
Direktur, “Yohan memiliki kemampuan mengartikulasikan visi dengan strategi
yang kuat berbasis data, dan merupakan sosok dengan gaya kepemimpinan partisipatif.
Pendekatan kolaboratif dan semangat untuk memberikan dampak yang dipadukan dengan
kepedulian akan sangat bermanfaat dalam terus memperteguh posisi Sampoerna
sebagai pemimpin pasar multi-kategori yang tak terbantahkan di Indonesia,” ujar
John.

Yohan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2003 sebagai Graduate
Trainee
dan kariernya berkembang dengan mengemban berbagai peran penting di
fungsi penjualan (Sales), termasuk Manajer Strategi Penjualan di Operating
Center PMI pada tahun 2011 di Swiss dan Kepala Zona Penjualan pada tahun 2016
di Indonesia. Pada tahun 2019, Yohan dipercaya sebagai Kepala Transformasi
Komersial, serta sebagai Direktur Penjualan & Distribusi Philip Morris
Fortune Tobacco Corporation (PMFTC) pada 2021.

- Advertisement -

More articles

- Advertisement -

Latest article