KBank kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Bank Maspion dengan kepemilikan 67,5% pada 2022. Tahun lalu, KBank kembali menyuntikkan tambahan Rp3,5 triliun yang meningkatkan kepemilikan saham menjadi 84,55%.
Akuisisi KBank membuka jalan bagi Bank Maspion untuk mengakselerasi pertumbuhan dan memperkuat posisinya sebagai lembaga keuangan terkemuka di Indonesia.
Hingga kuartal kedua tahun 2024, total ekuitas Bank Maspion telah mencapai Rp6,8 triliun, menjadikannya salah satu dari jajaran 30 bank terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan peningkatan kekuatan pasar Bank Maspion.
“Kami melihat masa depan yang cerah bagi Bank Maspion. Dengan tambahan modal, kami berkomitmen untuk mencapai status KBMI 3 pada 2027 dan memposisikan Bank Maspion di antara 20 bank terbesar di Indonesia serta memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan dan inovasi di sektor perbankan,” kata Kasemsri Charoensiddhi, Direktur Utama Bank Maspion.
Visi masa mendatang
KBank percaya pada potensi pertumbuhan Indonesia dan bertekad untuk memainkan peran penting dalam meningkatkan sektor perbankan dengan menawarkan produk dan layanan berkualitas bagi bisnis dan individu. Sebagai pemegang saham terbesar Bank Maspion, KBank berkomitmen untuk mendukung industri perbankan Indonesia pada empat area utama.
Pertama, KBank berkomitmen untuk menyediakan kredit untukmendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, industri perbankan hanya membiayai sekitar 34% dari PDB.
Dengan demikian, masih banyak ruang pembiayaan tersisa yang dapat diisi oleh KBank dan Bank Maspion untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
KBank juga akan meningkatkan pembiayaan UMKM untuk mendorong tercapainya inklusi keuangan yang lebih luas.
Menurut temuan International Finance Corporation (IFC), Indonesia diperkirakan membutuhkan tambahan pendanaan UMKM sebesar Rp3.300 triliun sampai dengan 2026. KBank, dengan pengalamannya dalam pembiayaan UMKM di Thailand, akan mendukung perluasan pembiayaan UMKM Indonesia.
KBank akan turut memperkuat pembiayaan perdagangan regional dengan memanfaatkan jaringan regionalnya untuk mendukung bisnis Indonesia dalam perdagangan internasional dengan mitra MEA+3, khususnya China—mitra dagang terbesar Indonesia.