Selasa, November 19, 2024

Anak Singkong di Little Tokyo

Must read

“Budaya ini dulunya terkenal, dikagumi, namun sekarang sering ditutupi. Para artisannya tidak dihargai dan industrinya tertidur bagaikan sebuah harta karun yang belum tergali apalagi dimanfaatkan,” jelas Joshua sambil menunjukkan jarinya ke barisan rapi botol-botol berisi minuman beralkohol dari segala penjuru nusantara di belakang meja bar.

Menjadi “Rumah” bagi artisan nusantara

Di kala banyak bar dan restoran malu menyajikan minuman lokal bahkan enggan mencantumkan merek minuman lokal yang mereka jadikan campuran dalam sajian mereka. Lokaholik mengambil resiko mencantumkan nama merek para-artisan nusantara dengan bangga. Saat ini sudah ada 13 merek lokal yang digunakan oleh Lokaholik, beberapa diantaranya merupakan perusahaan lokal telah memperluas pasar mereka ke luar negeri seperti Cap Tikus, Haten Wine dan Iwak.

“Banyak sih tamu yang akhirnya berpikir bar itu kelasnya kurang baik, apabila menyajikan barang lokal.  Ada juga tamu yang berharap barang lokal harus murah walaupun minuman tersebut berkualitas superior dan dapat dibandingkan dengan minuman impor yang memiliki harga 2-3 kali lipat lebih tinggi,” Joshua mengutarakan motivasinya mendirikan Lokaholik.

“Bagi saya, Lokaholik ini pahlawan. Walaupun kami sempat menjadi souvenir acara G20, kami waktu itu tidak memiliki rumah permanen untuk memperkenalkan produk kami, hingga saat itu kami diajak masuk ke Lokaholik. Saya melihat ciptaan saya sebagai sebuah kanvas untuk para artisan muda dapat berkarya agar lebih banyak lagi anak muda dapat menjaga dan mengembangkan budaya ini,” tandas Ida Ayu Puspa Eny salah satu artisan pencipta Iwak Arumery sambil menuangkan minuman ciptaannya.

Banyak artisan muda memulai perjalanannya meramu dan meracik minuman fermentasi dan distilasi nusantara di balik meja bar dalam perjalanannya menjadi seorang mixologist.

“Saya berusaha menciptakan sebuah racikan cocktail yang memiliki citarasa lokal namun dapat mudah dinikmati oleh tamu internasional”, Panji Mulyadi, head bartender Lokaholik menyampaikan visi yang tertuang dalam semua ciptaannya.

Ketua Gerakan Fermentasi Nusantara (Fermenusa) Bambang Britono turut menyampaikan dukungannya terhadap keberadaan Lokaholik. Ia mengatakan, “Kami berharap tujuan mulia Lokaholik menjadikan minuman fermentasi tuan rumah di negeri sendiri dapat menjadi tolak ukur dan inspirasi bagi industri restoran dan bar di Indonesia.”

“Ke depannya, saya ingin Lokaholik ini dipenuhi para pemikir kritis dan kreatif Nusantara yang ingin berbagi rasa, cita, dan bahagia,” Joshua memandang ke hiruk pikuk para pengunjung malam itu.

Aku suka singkong, kau suka keju,” syair lagu dari musisi lawas Ari Wibowo terdengar di Lokaholik malam itu. Memang betul kata Bang Ari, Indonesia yang anak singkong tidak perlu menyamar menjadi anak keju, menjadi tuan rumah di bangsanya sendiri.

2 tahun sudah Lokaholik berdiri tegak berjuang mencari tuan dan puan para pejuang untuk mempromosikan karya artisan nusantara yang sejatinya menjadi bintang di mancanegara.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article