Farid Gaban
Wadas, salah satu desa pertanian yang dulu subur, kini telah rusak oleh tambang batu andesit yang dipaksakan Pemerintahan Jokowi lewat PSN (proyek strategis nasional).
Banjir dan longsor menghantui desa yang dulu dianggap senagai salah satu surga di Jawa.
Wadas adalah salah satu contoh korban dari proyek PSN, yang jumlahnya sampai 160-an pada era Jokowi.
Inilah proyek-proyek yang dirancang di pusat lalu dijatuhkan semena-mena ke bawah.
Warga lokal Wadal menolak dan sudah mengingatkan akan dampaknya. Tapi PSN adalah proyek-proyek itu ditopang menggunakan teror aparat polisi dan tentara untuk membungkam protes serta aspirasi warga lokal.
Jalinan sosial warga lokal dihancurlan lewat politik belah bambu (memanjakan warga yang mendukung dan menindas warga yang menolak). Itu memicu konflik horisontal yang menyerap demikian banyak energi psikologis berbulan-bulan: tetangga saling curiga, ayah/ibu bermusuhan dengan anak, adik-kakak bertengkar.
Pengorbanan tak berhenti di situ. Kerusakan alam, dalam wujud banjir dan longsor, merugikan mereka secara langsung maupun tak langsung: menghancurkan rumah mereka dan merusak lahan pertanian.
Kerusakan alam Wadas dan lokasi-lokasi PSN lain memiliki dampak mutidimensial bagi warga lokal: sosial, ekonomi dan budaya.
“Wadas adalah salah satu bentuk ekosida (ecocide). Sebuah penghancuran lingkungan yang dampaknya jauh sampai ke kehidupan sosial-budaya,” kata Yayak Yatmika, salah satu aktivis yang mendampingi warga Wadas sejak hari-hari pertama perlawanan.
Saya tidak bisa membayangkan kesedihan mas Yayak Yatmika menuliskan cerita kerusakan Wadas di bawah ini; kerusakan yang seharusnya bisa dicegah.
Bencana di Wadas Mulai Nyata
Oleh Yayak Yatmika
BAGIAN 1
Seminggu ini Wadas terus hujan. Dan kemarin dapat kabar rumah Mas Nasir di seberang Patung Emas Kepal Tangan tertimbun tanah longsoran dari bukit di atasnya. Waduh!
Padahal sebelumnya ada dua trap terasering cukup lebar telah dibuat di belakang atas rumahnya. Tapi getar ledakan bom terus menerus setiap hari dari semenjak akhir tahun lalu, pastilah berakibat pada perubahan konstruksi alam di situ.