Minggu, Maret 16, 2025

Bohir Perusak Puncak: Mereka yang Menikmati Banjir Jakarta

Must read

Dampak Luas: Jakarta dan Bekasi Kebanjiran

Kerusakan di hulu sungai telah menyebabkan banjir besar di tujuh kecamatan Kota Bekasi pada 3 Maret 2025. Kali Bekasi yang menerima aliran dari Sungai Cikeas dan Cileungsi meluap, merendam rumah-rumah warga dengan ketinggian 1,2-2 meter, berdampak pada 16 ribu orang, dan menimbulkan kerugian Rp 101 miliar.

Kementerian Lingkungan Hidup menemukan bahwa perubahan tata ruang dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2022, yang disahkan di era Ridwan Kamil, melegalkan alih fungsi 7.774 hektare kawasan perlindungan menjadi area permukiman, pertanian, hingga industri tambang. Kawasan rawan bencana alam seluas 4.853 hektare pun hilang dari peta RTRW terbaru.

Evakuasi warga yang terjebak banjir akibat luapan Sungai Ciliwung di kawasan Cilitan, Jakarta, 4 Maret 2025. (Tempo/Ilham Balindra)

Ridwan Kamil membantah bahwa perubahan tata ruang dilakukan di era kepemimpinannya dan menyebutkan bahwa kemungkinan besar perubahan tersebut dilakukan oleh pemerintah Bogor.

Alih Fungsi Hulu Ciliwung: Bisnis di Atas Kehancuran Lingkungan

Perubahan serupa terjadi di hulu Sungai Ciliwung dengan luas hampir 12.500 hektare. Lebih dari 8.100 hektare kawasan perlindungan dalam RTRW 2010 berubah menjadi permukiman dan pertanian. Akibatnya, pada awal Maret 2025, sekitar 19 juta meter kubik air dari hulu Ciliwung turun ke Jakarta, menyebabkan ribuan warga mengungsi.

Ridwan Kamil di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 7 September 2024. (Tempo/M Taufan Rengganis)

Salah satu proyek yang memicu kerusakan ini adalah Hibisc Fantasy Puncak, taman wisata senilai Rp 40 miliar yang dibangun PT Jaswita Lestari Jaya di lahan PTPN I. Proyek ini menggunakan mekanisme kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN. Namun, investigasi Tempo menemukan bahwa proyek ini memiliki hubungan dengan biro arsitektur Urban Indonesia yang didirikan oleh Ridwan Kamil dan Reza Achmed Nurtjahja.

Ridwan Kamil membantah keterlibatannya dalam proyek Hibisc dan menyatakan tidak memantau setiap investasi BUMD. Namun, proyek ini tetap berjalan meskipun mendapat tiga kali teguran dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Hingga akhirnya, bangunan tersebut dihancurkan setelah banjir besar melanda Jakarta.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article