Senin, November 25, 2024

SBY kuwalat Gus Dur?

Must read

Barikade GD Jatim: Jangan Lupa Sejarah, PKB Diacak-acak, Dirampas dari Gus Dur.

Luar biasa! Akhirnya ‘ketakutan’ Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) adanya KLB (Kongres Luar Biasa) benar-benar terjadi. Hari ini, Jumat (5/3/21) kader yang tidak cocok dengan AHY menggelar KLB di The Hill Hotel and Resort Deli Serdang, Sumatera Utara.

Publik pun menilai, bahwa, KLB Partai Demokrat ini adalah bentuk ‘karma’ bagi SBY. Bagi kader Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), ini mengingatkan nasib buruk PKB, sehingga partai ini dirampas paksa dari tangan Gus Dur dan,  itu terjadi di era SBY. “Biji salak, ditanam tumbuh salak,” demikian lagu anak-anak yang dipakai untuk mengomentari KLB PD ini.

KLB Partai Demokrat

Menurut Ahmad Arizal, Ketua DPW Barikade Gus Dur Jawa Timur,  hiruk pikuk di tubuh Partai Demokrat ini, benar-benar membuktikan bahwa hukum ‘karma’ sedang terjadi. “Saya tolak lupa pada sejarah pecahnya PKB. Pada saat itu, menjadi dua kubu yaitu Muktamar PKB Parung dan Muktamar PKB Ancol. Ini terjadi di zaman Presiden SBY,” jelasnya kepada duta.co Jumat (5/3/21).

Nah, lanjut Gus Arizal, semua tahu, paham dan mengerti, bahwa yang berhak atas PKB adalah Gus Dur. Tetapi, faktanya, sangat sadis, partai ini harus diseret ke pengadilan. “Begitu sampai ke pengadilan akhirnya keputusan pengadilan memutuskan ISLAH kembali ke Muktamar Semarang dengan kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB dan Muhaimin Iskandar Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB,” jelasnya.

Beres? Tidak. Tetapi, tambahnya, pada waktu itu kekuasan dipegang SBY. Dia maju lagi Capres periode kedua dan berpihak ke PKB Muhaimin Cs. Kemudian sama Imin cs hasil Muktamar PKB Ancol didaftarkan ke Menkumham RI dengan struktur kepengurusan PKB, tanpa nama Gus Dur  sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Imin Cs memasang KH Azis Mansyur sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB.

“Dan ini sangat kasar, sadis. Ini membuktikan pengkhianatan Muhaimin terhadap Gus Dur yang nyata-nyata hasil keputusan Pengadilan Jakarta Selatan memutuskan ISLAH, dikhianati. Jelas ada backing, sehingga mereka berani melawan Gus Dur. Ini bukan kekuatan sembarangan, buktinya PKB benar-benar dirampas dari Gus Dur,” tambah Gus Arizal.

Jika melihat situasi yang terjadi pada Partai Demokrat, lanjutnya, maka, ini tidak jauh berbeda dengan peristiwa perampasan PKB saat itu. “Saya melihat sederhana saja, ini tidak terlepas dari karma, KUWALAT GUS DUR,” tegasnya serius.

Apalagi, ujarnya, belum lama ini pernah terjadi ulah kader Demokrat yang membanding-bandingkan Makam Gus Dur dengan Musium SBY-ANI di Pacitan. Yang akhirnya bantuan dana hibah Rp 9 miliar itu dibatalkan oleh Pemprov Jatim. “BARIKADE GUS DUR JAWA TIMUR tidak akan penah melupakan sejarah pengkhianatan terhadap Gus Dur, termasuk siapa sponsornya,” pungkasnya.

Ya! Kabar KLB Partai Demokrat terus menggema. Kini, AHY sibuk ‘mengamankan’ anak buahnya. Sampai-sampai ia menjamin bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SB) yang notabene ayahnya, yang dikabarkan telah menyetujui KLB, diluruskan AHY.

“Kini mereka menyiarkan berita bohong bahwa Pak SBY selaku Ketua MTP merestui gerakan mereka, itu tidak benar. Hoaks dan fitnah. Bapak SBY berada di belakang kami semua, para pemilik suara yang sah,” demikian AHY dalam siaran pers Partai Demokrat yang diterima di Jakarta, Kamis (18/2).

Ada Nazaruddin

Penjelasan AHY ini menunjukkan betapa ringkih pertahanan kepengurusannya. Apalagi, dalam pantauan wartawan, di lokasi KLB suasananya semakin serem. Semua mobil yang masuk diberhentikan oleh petugas di pintu penjagaan. Orang-orang yang hendak masuk harus didata dan disesuaikan dengan undangan panitia.

Terlihat dari peserta yang hadir itu mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin. Nazaruddin terlihat keluar dari dalam mobil saat harus memasuki bilik disinfektan di depan pintu penjagaan hotel tadi malam. Bendera partai Demokrat juga sudah terpasang di lokasi hotel. Bendera itu dipasang mulai dari jalanan dekat hotel hingga pintu masuk hotel.

Bisa ditebak ending ceritanya. Ada kembaran Partai Demokrat. Dualisme kepemimpinan. Dan ini akan merambah daerah. Ujungnya, masuk ke pengadilan. Gugatan sengkata parpol. Ruhut Sitompul, politikus PD yang berpindah ke Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P), juga menebak demikian. “Kalau masing-masing merasa benar, nanti akan berakhir di pengadilan,” demikian kata Ruhut saat dialog dengan TV-One. Siapkah AYH dan SBY? Waallahu’alam bishshawab. (mky, ma)

Sumber: DUTA.CO

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article