Senin, November 18, 2024

Tanpa sayap kiri dan kanan, siapa pun jatuh

Must read

#SeninCoaching:

#Lead for Good: Humanity first, then profit

Mohamad Cholid, Practicing Certified Executive and Leadership Coach

Syukur dan sabar seperti sayap, sebelah kanan syukur dan yang kiri sabar. Kalau patah salah satu, kita bisa jatuh…”, Buya HAMKA (H. Abdul Malik Karim Amrullah).

Ingatkah Anda pada Nils Ivar Bohlin? Hari-hari ini, ketika kita perlu berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan demi keselamatan diri sendiri dan orang lain, ada baiknya mengenang Bohlin. Kebanyakan dari kita yang mengendarai mobil kemungkinan tidak hanya lupa, bahkan bisa jadi tidak pernah menyadari peran signifikan Bohlin dalam keselamatan berkendara.   

Tahun 1950-an ketika industri otomotif tumbuh pesat di pelbagai negara, kemampuan mobil melaju makin kencang, bertambah pula kecelakaan lalu-lintas. Ketika generasi orang-orang tua kita demikian bergairah menikmati mobil dan sekaligus dihantui kecemasan, muncul hasil invention Nils Bohlin.

Dibantu oleh Bengt Odelgard dan Peter-Olof Weman, ketika bekerja di Volvo itu Nils Bohlin melahirkan three-point safety belt. Sabuk pengaman dengan tiga simpul yang kita kenal sekarang.

Pada 17 Agustus 1959 Bohlin mendaftarkan penemuannya ke Jawatan Paten Amerika Serikat. Pada 10 Juli 1962 U S Patent Office mengeluarkan Patent No. 3.043.625 untuk Nils Ivar Bohlin, asal Swedia, perancang sabuk pengaman bermobil.

Sebagai penguat atas efektivitas sabuk pengaman tersebut, Kantor Paten Jerman memberikan pengakuan dalam kurun seratus tahun, 1885 – 1985, penemuan Bohlin merupakan satu dari delapan paten yang memberikan sumbangsih signifikan bagi umat manusia. Bersama dengan Benz, Thomas Edison, dan Diesel.

Momen penting lagi dalam sejarah otomotif adalah ketika kemudian Volvo mengumumkan secara resmi, bahwa pabrik-pabrik mobil lain di dunia, termasuk para kompetitornya, boleh memanfaatkan rancangan sabuk pengaman tiga simpul Bohlin tersebut tanpa harus bayar hak cipta. Pernyataan resmi Volvo, “Kami mengutamakan keselamatan manusia lebih dari sekadar profit.”

Mungkin saja ada orang akan menuding langkah Volvo tersebut bagian dari marketing – jika pun demikian, sulit disangkal itu cara cerdas merangkul hati publik. Hal fundamental yang dapat kita pelajari dari sikap Bohlin dan Volvo adalah bagaimana demi keselamatan bersama, kita perlu merelakan ego (paten) perorangan dan organisasi, bahkan meminggirkan keuntungan finansial.

Sikap tersebut rasanya dapat kita anggap mencerminkan rasa syukur mereka atas kelimpahan dunia – bahwa rejeki dalam pelbagai bentuknya, termasuk ilmu pengetahuan, kalau dibagikan justru akan bertambah — dan bersabar untuk tidak mengutamakan kepentingan sendiri.  

Hari ini siapa di antara kita bersedia melepaskan ego – politik, “agama”, dan finansial — demi keselamatan bersama?

Katakanlah terkait ancaman wabah covid. Di pelbagai wilayah masih dapat kita temui sebagian golongan yang ngotot menyangkal adanya bahaya covid. Demi mengagungkan ego pribadi, kelompok, maupun (indikasinya) kepentingan politik dan profit.

Umumnya mereka memperlihatkan perilaku tidak sabar pula, serta seperti tidak mensyukuri yang melekat pada diri mereka – berupa kesehatan, kemampuan finansial, kepintaran, teknologi komunikasi, serta pengaruh di masyarakat.

Mereka menggunakan semua itu untuk memproduksi dan menyebarkan informasi yang memanjakan emosi dan prasangka negatif publik. Kalau dilihat dari perspektif Buya Hamka, indikasinya mereka telah mematahkan sayap kanan (bersyukur) dan sayap kiri (sabar), demi memuaskan ego – termasuk mencari tepuk tangan publik.

Terkait pentingnya protokol kesehatan lebih ketat demi keselamatan bersama, mereka membangun narasi untuk kontra, dengan mengutip dan memadukan hadits sebagai dalil. Sebagian kalangan Muslim memperlihatkan sikap tidak sabar pula.

Semburan info yang kurang dapat dipertanggungjawabkan tersebut, mengutip hadits bahkan hanya berupa penggalan, mereka sebarkan karena terasa cocok dengan diri mereka. Padahal dengan sabar sedikit saja untuk cek ulang setiap info kepada para ahlinya, akan ketahuan ada sejumlah kutipan hadits yang diragukan.

“Tinjauan-tinjauan yang mencomot sebagian dalil, itu pun hadits yang lemah, kemudian ditempatkan dengan cara yang tidak tepat, adalah tinjauan yang jauh dari nilai ilmiah,” kata Dr. Sofyan Baswedan M.A, pakar Hadits lulusan Fakultas Hadits dan Dirosah Islamiyyah Universitas Islam Madinah, Ketua Dewan Fatwa Perhimpunan Al Irsyad.

Perilaku asal comot itu dapat menimbulkan kebatilan, minimal salah persepsi di kalangan masyarakat, seolah-olah shalat berjamaah dilarang. Kata Ustadz Sofyan, “Kan tidak ada larangan shalat berjamaah, hanya sementara ini baiknya dilakukan di rumah masing-masing.”

Akibat orang-orang yang sepatutnya bersyukur malah berperilaku nyeleneh, didukung oleh perangai tidak sabaran, terjadi kesalahpahaman di mana-mana. Masyarakat jadi korban.

Publik dibanjiri info (teks dan video) yang diproduksi tanpa dasar pengetahuan yang pantas. Sebagian orang bahkan jadi sangat agresif, untuk selalu kontra, akibat terbius oleh dalil-dalil yang bagi mereka kelihatannya menyenangkan tapi ternyata lemah.

Pendapat kalangan Tasawuf yang dikutip Buya Hamka, tentang sayap syukur dan sayap sabar, serta sikap Bohlin untuk merelakan hasil rancangannya dipakai gratis industri otomotif demi keselamatan manusia, sampai sekarang tetap relevan.

Pola kemimpinan semacam ini berlaku sepanjang zaman. Cobalah kita mengingatkan diri sendiri, Indonesia selamat dari ancaman perpecahan karena para pemimpin generasi founding fathers, dengan cara masing-masing, berhasil mengendalikan ego, merelakan tidak harus terus menduduki jabatannya demi keselamatan bersama.

Mohamad Cholid is Member of Global Coach Group (www.globalcoachgroup.com) &Head Coach at Next Stage Coaching.

  • Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching
  • Certified Marshall Goldsmith Global Leadership Assessment (GLA 360)
  • Certified Global Coach Group Coach & Leadership Assessment.

Alumnus The International Academy for Leadership, Germany.

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article