Senin, November 25, 2024

Mau bisnis di internet? Mulai budayakan produktif dan kreatif!

Must read

Berkembang cepatnya teknologi ke dalam ruang lingkup masyarakat, mampu menciptakan alat yang dapat mempermudah seseorang berkomunikasi satu dengan lainnya tanpa batas ruang, waktu, dan kapasitas. Dengan internet, seseorang akan lebih mudah mendapatkan informasi, mempercepat aktivitas, dan memberi ruang untuk seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di zaman yang semakin canggih ini, teknologi internet juga menciptakan inovasi-inovasi. Seperti munculnya beragam aplikasi media sosial, yang berfungsi memudahkan penggunanya berkomunikasi serta membangun relasi dengan orang lain yang semakin luas. Pemanfaatan internet makin terlihat ketika banyak pengguna yang memanfaatkannya sebagai peluang bisnis.

Entrepreneur Widiasmorojati mengatakan, teknologi digital mampu membuka akses yang luas dan tak terbatas, serta mampu memberikan efektivitas dan efisiensi usaha atau berbisnis. Beberapa contoh usaha yang memanfaatkannya seperti entrepreneur, reseller, dan dropshipper.

Menurut Widiasmorojati, di balik peluang itu juga ada tantangan tersendiri, yakni berupa budaya digital. ”Budaya ini merupakan faktor penentu cepat atau lambatnya adaptasi terhadap transformasi usaha digital,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ”Pengembangan Entrepreneur Berbasis Digital”, yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/9/2021).

Widiasmorojati mengatakan, untuk bisa menciptakan ekosistem wirausaha digital, seperti menumbuhkan budaya mindset yang positif, semisal tidak minder, menghilangkan rasa malas atau malas gerak (mager), ”Budayakan kebiasaan produktif, kreatif, inovatif, dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dasar entrepreneur berbasis digital,” ucap Widiasmorojati kepada 640-an partisipan webinar.

Narasumber lain, dosen STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmojo mengatakan, adanya transformasi digital ini membuat ekonomi berbasis digital berkembang cepat. Ia menyebut perkembangan teknologi atau transformasi digital dapat dilihat melalui enam perspektif. Yang pertama, teknologi. Kedua, ekonomi, kemudian sosial budaya, politik, hukum. Lalu pendidikan dan ketenagakerjaan. Selanjutnya, pelayanan publik, serta pertahanan keamanan.

Aditya mengatakan, perkembangan kewirausahaan berbasis teknologi ini dikelompokkan dalam dua jenis. Pertama, yakni campuran fisik dan digital, misalnya sudah ada toko fisiknya, kemudian membuat toko online atau memanfaatkan e-commerce. ”Bisa juga dengan membuat sendiri di website,” tuturnya.

Jenis kedua, yakni murni digital, semisal bisnis afiliasi, Youtuber, bisnis dropship, blogger, menulis konten digital, mengajar online, jasa pembuatan website, podcaster, atau bahkan konsultan SEO.

Menurut Aditya, dalam memanfaatkan teknologi untuk berbisnis ini juga diperlukan etika digital. Yakni, kemampuan individu untuk menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital atau netiquet dalam kehidupan sehari-hari.

”Diharapkan, masyarakat Indonesia semakin mampu beretika dalam memanfaatkan serta menghadapi dinamika interaksi ruang digital secara bijak,” katanya. 

Aditya melanjutkan, tantangan utama masyarakat modern dewasa ini, adalah penggunaan internet dan media digital yang tidak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya. Namun juga membuka peluang terhadap beragam persoalan.

Diskusi virtual yang dipandu moderator Fikri Hadil itu juga menghadirkan narasumber Muhammad Izzuddin Elyas (entrepreneur founder Elfamous), Sunaji Zamroni, dan Top 4 team Isyana The Voice Indonesia 2019, Tommy Boly selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article