Minggu, November 24, 2024

Kecakapan digital yang penting untuk menunjang pembelajaran daring

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kembali menyelenggarakan webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kali ini, Kamis (9/9/2021) mengusung tema ”Pembelajaran Masa Kini yang Berbasis Teknologi Informasi”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang dilaksanakan untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kegiatan tersebut didukung oleh Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana, lantaran webinar ini dapat mendukung peningkatan kecakapan digital masyarakat. Ia berharap dengan literasi digital, warga Kulon Progo di semua lini dapat memanfaatkan internet dan teknologi digital untuk hal positif dan kreatif, menambah daya saing, dan membangun perekonomian. ”Selebihnya, dengan kecakapan literasi digital, warga dapat menggunakan internet dan teknologi secara bijak,” ujar Wabup Fajar dalam kata sambutannya.

Sementara itu narasumber Nugrahaeni Prananingrum, dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyampaikan, saat ini budaya digital sudah tidak terhindarkan, bahkan menjadi karakter berbangsa manusia modern. Perubahan budaya kehidupan dari cara konvensional menjadi serba digital memberikan proses yang lebih efisien dan jangkauan luas, baik dalam bekerja, belajar maupun berbisnis.

Budaya digital itu perlu dibarengi dengan literasi digital yang meliputi digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Empat pilar ini yang menguatkan masyarakat untuk belajar literasi digital.

”Digitalisasi harus dikuatkan dengan penguatan karakter individu, karena pendidikan karakter turut memberikan andil kuat dalam mendidik masyarakat digital. Kita harus cepat beradaptasi dalam menghadapi arus informasi melalui teknologi digital,” jelas Nugrahaeni kepada 500-an peserta webinar.

Meski demikian, budaya digital belum bisa merata karena masih terbatasnya sarana prasarana atau infrastruktur digital dan kurangnya etiket dalam komunikasi dan interaksi daring. Oleh sebab itu, kerangka budaya digital perlu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

”Ada 4K kecerdasan teknologi digital. Yakni kritis, berpikir sebelum berbicara, menulis, mengunggah konten di ruang digital; keamanan, bertanggung jawab dengan menghormati privasi dan budaya dari berbagai pihak; kolaborasi, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan keuntungan yang baik; kreativitas, menghasilkan karya yang bermanfaat,” urainya.

Kaitannya dengan pembelajaran dan teknologi digital, Nugrahaeni menjelaskan, agar pendidik dapat melibatkan peserta didik untuk membuat online content activity. Memanfaatkan platform digital untuk pembelajaran, membuat materi pembelajaran yang diunggah pada media sosial.

Sementara itu, peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Sabinus Bora Hangawuwali menambahkan, baik pendidik, orangtua maupun peserta didik perlu memiliki sejumlah kecakapan digital (digital skill) untuk mendukung pembelajaran di era digital.

”Di era saat ini kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Setidaknya harus punya hard skill, kemampuan mengenal, mengakses, dan mengoperasikan perangkat digital beserta perangkat lunaknya,” jelas Sabinus Bora dalam webinar yang dipandu oleh aktor Fikri Hadil.

Orangtua dan guru berperan mengarahkan agar anak dapat mempertimbangkan penggunaan internet sesuai dengan kebutuhan dan digunakan dengan penuh tanggung jawab. Serta mengedukasi bahwa aktivitas digital yang dilakukan selalu memiliki risiko atau konsekuensinya. Pemahaman tersebut penting ditanamkan, ketika anak masih dalam proses pembentukan karakter.

Kemampuan digital lainnya yang harus dimiliki oleh warga digital adalah berbagai jenis soft skill. Di antaranya, bagaimana menumbuhkan cara berpikir kritis, kreatif, kemampuan bernegosiasi dan membuat keputusan, emotional intelligence, berkoordinasi dan kepemimpinan, serta memecahkan masalah.

”Guru masa kini perlu memiliki kompetensi critical thinking, dapat mengikuti perkembangan teknologi, dan membuat pembelajaran dengan game based learning atau pembelajaran dengan cara menyenangkan dan menarik. Mampu melakukan discovery learning atau menemukan metode belajar yang tepat untuk digunakan pada anak didik. Mengoptimalisasikan potensi siswa dengan metode blended learning,” imbuhnya.

Sementara orangtua juga berperan penting dalam pendidikan anak dalam memberikan pendampingan, memberikan motivasi, dan memfasilitasi anak dalam pembelajaran online.

Webinar hari ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Kepala Balai Pendidikan Menengah Kulon Progo Rudy Prakanto, Kepala Biro ICT SMA 2 Purwokerto Langgeng Hadi Prasetijo. Juga, beauty enthusiast Ananda Octavera yang menjadi key opinion leader dalam diskusi yang dilaksanakan serentak di sejumlah kabupaten/kota ini.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article