Literasi digital merupakan kemampuan yang berperan penting dalam membangun pondasi di era transformasi digital. Hal itu disampaikan Bupati Demak Esti’anah yang mendukung dan mengapresiasi gerakan Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (6/9/2021). Bupati berharap, program tersebut dapat menambah wawasan literasi digital masyarakatnya dalam menangkap peluang dari kemajuan teknologi dan cerdas untuk menghadapi tantangan di ruang digital.
Bupati Demak hadir dalam diskusi virtual yang dipandu oleh Mifty Vasko dengan tema diskusi ”Transformasi Digital untuk Kemajuan Kabupaten Demak”. Diskusi hari ini menghadirkan empat narasumber: Muhamat Taufik Saputra (fasilitator nasional), Singgih Setyono (Sekretaris Daerah Kabupaten Demak), Samuel Berrit Olam (CEO PT Maline Teknologi Internasional), Fadjarini Sulistyowati (dosen STPMD/APMD Yogyakarta), serta Endy Agustin (Putra Pendidikan Indonesia 2020) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dengan pendekatan empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.
Dari pilar keamanan digital atau digital safety, Muhamat Taufik Saputra menjelaskan, penduduk Indonesia pada dasarnya telah melek digital jika dilihat dari jumlah pengguna internetnya yang mencapai 202,6 juta dari total 274,9 juta penduduk Indonesia. Akan tetapi dengan berpindahnya pusat keramaian atau aktivitas di ruang digital, tiap pengguna media digital perlu membentengi diri agar terhindar dari ancaman bahaya dan cyber crime.
Hal baik yang bisa dipelajari dari keamanan digital adalah untuk selalu menyaring informasi, konten maupun tulisan sebelum dibagikan. Hal ini erat kaitannya dengan keamanan digital karena hal yang kita share itu mungkin berisi data atau informasi pribadi. Data-data yang bersifat personal tersebut perlu diperhatikan keamanannya agar tidak bocor ke publik, karena dapat berpotensi disalahgunakan untuk tindak kejahatan.
”Jika kita lihat pada kondisi pandemi, banyak kita temui link palsu yang berisi informasi bantuan sosial, lowongan pekerjaan. Informasi yang terlihat menggiurkan di tengah kondisi krisis jika tidak dicermati dapat membahayakan kita untuk terjebak dalam modus cyber crime. Oleh sebab itu, perlu kita untuk kroscek link yang diterima. Jika tidak ada tanda gembok, tidak memakai https, dan alamat URL tampak aneh, itu dapat dipastikan adalah link palsu,” jelas Taufik kepada 200-an peserta webinar.
Ia menjelaskan cara aman berinternet di antaranya dengan memastikan dan membiasakan untuk log out jika beraktivitas digital menggunakan perangkat bukan milik pribadi. Gunakan password yang kuat dan berbeda di setiap akun serta mengaktifkan pengaturan privasi ganda. Selalu menjelajah di situs terpercaya, membiasakan untuk menghapus riwayat pencarian di peramban. Serta penting untuk tidak melakukan transaksi digital dan menggunakan wifi publik untuk aktivitas yang memuat data pribadi.
Sementara, dari perspektif kecakapan digital, Samuel Berrit Olam menambahkan, transformasi digital memberikan berbagai manfaat dalam berbagai aktivitas kehidupan. Di antaranya, mempermudah pengelolaan sumber daya, mempermudah proses pekerjaan lebih efisien dan cepat, serta membantu mencapai sasaran bisnis yang ditargetkan.
”Media sosial menjadi salah satu teknologi yang mendorong transformasi digital khususnya dalam penyampaian informasi, bahkan menggunakan media sosial dapat membantu meningkatkan penjualan dengan melakukan digital marketing. Kehadiran market place juga mendorong peningkatan penjualan karena dapat menjangkau target pasar yang lebih luas. Sementara aplikasi Pawoon dan Moka dapat dimanfaatkan sebagai alat kasir online,” jelas Samuel.
Sementara untuk mendukung pembuatan konten penjualan, masyarakat dapat menggunakan aplikasi desain Canva yang sangat mudah digunakan. Konten yang menarik, menurutnya, dapat mempengaruhi tingkat ketertarikan konsumen untuk setidaknya melihat produk yang dijualbelikan. Oleh karena itu, kemampuan membuat konten yang menarik perlu dikuasai.
”Dengan go digital, kita bisa mencatat dan menganalisis selama dan sesudah melakukan proses digitalisasi, hal apa saja yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan untuk mencapai target yang dibutuhkan,” pungkas Samuel.