Minggu, November 17, 2024

Mesin pencari ibarat pintu pengetahuan

Must read

Belajar tanpa batas merupakan salah satu aspek dari kecakapan digital. Pada masa pandemi kecakapan itu, termasuk kecakapan mengoperasikan perangkat digital dan memanfaatkan mesin pencari untuk sarana belajar, sangat dibutuhkan.

“Mesin pencari untuk belajar adalah pintu pengetahuan dan jawaban di dunia maya sedangkan aksesnya adalah kunci,” ujar Andie Wibianto, Konsultan dan Praktisi Public Relations, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (30/7/2021).

Menurut dia, Mesin pencarian informasi adalah situs yang memiliki kemampuan untuk mencari halaman situs web di internet berdasarkan basis data dengan bantuan kata kunci. Sampai saat ini google tetap menjadi mesin pencari nomor satu, disusul kemudian youtube.

Pemanfaatan mesin pencarian untuk belajar di masa pandemi Covid-19, diharapkan dapat membuat pembelajar mandiri sehingga memiliki kemampuan kognitif. Yaitu, mengetahui dengan baik kebenaran informasi, berita atau data.

Selain itu, juga memiliki kemampuan afektif  yaitu menyadari pentingnya melakukan verifikasi informasi, berita atau data. Sedangkan kemampuan konatif lekat dengan tingkah laku serta tindakan yang bersifat kognitif dan afektif.

Andie sepakat, seseorang dengan  kecakapan literasi digital yang baik tidak hanya mampu mengoperasikan alat melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Sebagai gambaran berdasarkan data We Are Social, Hootsuite, 2021, di  Indonesia terdapat 202,6 juta pengguna internet aktif, 170 juta pengguna media sosial aktif dan 345,5 juta koneksi mobile.

Narasumber lainnya, Rifelly Dewi Astuti selaku Dosen dan Peneliti Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, melalui webinar bertema “Metode Pembelajaran di Era Digital” kali ini berpesan pelajar mampu memahami digital culture.

Terdapat empat poin yang menjadi fokus di dalamnya yaitu digitalisasi Kebudayaan dan pemanfaatan TIK, internalisasi nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, memahami hak-hak digital dan terbentuk perilaku cinta produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.

Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar juga menghadirkan narasumber Rahmat Afian Pranowo (Fasilitator Kaizen Room), Agus Mahasin (Kasi Guru pada Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah), dan Shafa Lubis (Influencer, Mental Health Advocate) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article