Minggu, November 24, 2024

Literasi digital akan mampu hilangkan problem bermedsos kita

Must read

Banyaknya pengguna internet di Indonesia (202,6 juta), dan pengguna media sosial aktif (170 juta) dengan lama waktu penggunaan 3 jam 41 menit per hari, membawa problem etika media sosial tersendiri di ruang digital kita.

”Problem etika dalam bermedsos antara lain ketidaksopanan, pornografi, cyberbullying, ujaran kebencian, hoaks dan penipuan, dan diskriminasi,” ujar Agus Suroyo saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10/2021).

Dalam webinar bertajuk ”Literasi Digital dalam Meningkatkan Kapasitas Pendidik dan Peserta Didik di Era Digital”, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul itu menyebut literasi digital diperlukan untuk membantu menyelesaikan persoalan etika yang ada di media sosial kita.

”Hasil survei DCI tingkat kesopanan bermedsos orang Indonesia terendah di Asia Tenggara. Hal ini dipicu oleh berita hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi. Selama pandemi, anak yang akses situs porno naik 57 persen,” ujar Agus Suroyo di depan 570-an partisipan webinar.

Hasil survei DCI lain, terdapat 47 persen masalah hoaks dan penipuan, ada 27 persen ujaran kebencian yang terjadi pada medsos di Indonesia, 13 persen ketidaksopanan di medos disebabkan karena adanya diskriminasi. Adapun kejahatan di media sosial biasanya dilakukan dalam bentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan, ancaman, dan hinaan.

”Penghilangan problem bermedia sosial setidaknya akan mampu meningkatkan kapasitas pendidik dan peserta didik. Bagaimanapun problem itu telah meracuni ruang digital yang diikuti oleh para pendidik maupun peserta didik di Indonesia,” jelas Agus Suroyo

Etika bermedsos menurut Agus Suroyo, harus santun dan bertanggung jawab. Selain itu, selalu posting hal-hal yang bermanfaat, periksa sebelum share, kontrol diri dalam bermedsos, dan selalu jaga privasi diri maupun orang lain.

Narasumber lain dalam webinar kali ini, redaktur Langgar.co Abdul Rohim menyatakan, literasi digital adalah usaha menerima, mengolah, dan menggunakan perangkat digital untuk proses tumbuh-kembangnya nilai kemanusiaan.

”Kata kunci digital, teknologi untuk memudahkan, bukan menyulitkan. Teknologi mempertemukan, bukan memisahkan. Teknologi untuk mendidik, bukan mencekik. Teknologi untuk kebenaran, bukan keonaran. Teknologi untuk kebaikan, bukan kerusuhan,” tegas Abdul Rohim

Abdul Rohim menambahkan, selayaknya dunia digital juga membantu proses berkebudayaan manusia. Dan internet adalah sarana untuk mengembangkan dan mengasah potensi diri (kemanusiaan) tersebut.

Dipandu moderator Nindy Gita, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Tomy Widiyatno (Pekerja & Pengembang Media Seni), Didin Sutandi (Jurnalis dan Penulis), dan dan artis Fahri Azmi selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article