Senin, November 25, 2024

Tantangan guru di kelas online: ubah performa garing jadi fresh, seru dan menyenangkan

Must read

Penggunaan teknologi internet sudah jadi keniscayaan dan tak terhindarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Yang kini jadi tantangan adalah bagaimana menggunakan beragam produk digital secara bertanggung jawab dan mengambil peluang serta manfaat secara positif dari informasi yang tersedia di internet.

Wakil Ketua Bidang Akademik STAI Khozinatul Ullum – Blora Ahmad Syaifulloh mengatakan, menguasai keterampilan berupa empat pilar kecakapan digital (cakap, budaya, etik dan keamanan) adalah modal pentingnya, agar kita bisa makin bijak mencerna informasi dan menangkap peluang buat meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik.

”Upaya ini penting dilakukan sejak dini bagi seluruh keluarga, apalagi anak-anak kini sudah makin dini mengakses internet dengan smartphone dari rumah,” pesan Ahmad Syaifulloh, saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diuselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (11/11/2021).

Mengupas topik menarik ”Saatnya Peserta Didik dan Guru Terampil Belajar Daring (Online), webinar yang dibuka secara daring oleh Presiden Jokowi lewat keynote speech-nya, diikuti tak kurang dari 500 peserta. ”Tantangan dunia digital makin berat, konten negatif makin tak terbendung. Pemerintah tak bisa bekerja sendirian. Masyarakat mesti terlibat dengan upaya membuat beragam konten positif yang bermanfaat. Banjiri terus dan isi terus agar konten negatif makin diminimalisir,” pesan Presiden tegas.

Dipandu moderator Ayu Perwari, Ahmad Syaifulloh tampil bersama tiga pembicara lain: Novitasari, aktivis pemuda lintas iman; Fadjarini Sulistyowati, dosen STPMD APMD, Yogyakarta; dan Sukendar, Ketua MKKS SMP Kab. Sleman. Ikut juga bergabung Indira Wibowo, Duta Pariwisata Indonesia 2017 sebagai key opinion leader.

Syaifulloh menambahkan, transformasi digital dalam proses penyelenggaraan pembelajaran di sekolah sudah berkembang begitu cepat. Ini bukan saja sebagai bentuk adaptasi di masa pandemi Covid 19, tapi juga demi mengikuti tuntutan kurikulum yang makin maju dan mengikuti perkembangan jaman.

Pengintegrasian teknologi informasi dalam proses pembelajaran sudah menjadi keniscayaan. Karena, perkembangan zaman menuntun proses pembelajaran bukan hanya terus berkembang dengan batas konvensional di kelas tatap muka fisik, tapi telah berkembang di ruang virtual secara online.

”Sumber materi pembelajaran juga makin luas dan tanpa batas. Ini makin memperkaya dan memperluas siswa dan guru dalam mengakses dan mendapatkan ilmu pengetahuan, juga makin mampu bersaing di skala global,” imbuh Syaifulloh.

Namun, semua itu tentu menuntut konsekuensi. Sukendar, narasumber lain, mengatakan, guru mesti terus berubah dan memperkuat kompetensi kecakapan digital, khususnya dalam empat pilar – terlebih dalam digital skill. Ke depan, guru bukan lagi harus andal sebagai penyampai pelajaran secara konvensional. Di era sekarang, guru mesti menguasai beragam aplikasi digital seperti Google Classroom, Zoom, Google Classmeet, dan beragam konten pembelajaran di ruang digital yang makin beragam dan luas.

Sukendar menambahkan, guru juga bukan cuma dituntut mampu mengakses link secara cerdas dan bijak. Sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran, guru juga mesti jago membuat konten pembelajaran yang fresh dan menyenangkan di kelas. Sehingga, siswa tidak mudah bosan, seperti disebut sejumlah survei yang menyatakan sebagian siswa bosan mengikuti pembelajaran online selama hampir dua tahun terakhir.

”Ini tantangan buat guru: mengubah kelas online menjadi makin seru dan menyenangkan. Jangan lagi guru tampil dengan performa lama yang dirasa garing, sehingga siswa jadi jenuh berlama-lama di kelas online,” saran  Sukendar.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article