Sabtu, Desember 21, 2024

Waspada boleh, kekerasan janganlah

Must read

Oleh Muhamad Abdulkadir Martoprawiro

(1)

Wikileaks didirikan oleh sosok kontroversial. Bagi Amerika Serikat, pendirinya adalah pengkhianat Amerika, karena membocorkan surat-surat rahasia AS. Bagi sebagian warga dunia, pendirinya hanyalah mengikuti nuraninya, yang muak melihat kebohongan Amerika.

Terlepas mana yang lebih benar, Wikileaks tetaplah dianggap kredibel. Tidak ada satupun tulisan di Wikileaks yang terbukti sebagai kebohongan. Tidak ada bantahan terhadap tulisan yang dibocorkannya, melainkan hanya pendiaman.

(2)

Pada tahun 2005, Pemerintah AS mengirim surat rahasia ke kedubesnya di Suriah. Isinya, carilah cara untuk membuat Presiden Bashar Al Assad salah langkah terhadap rakyatnya. Surat kedua berisi: pertajam perbedaan antara Sunni dan Syi’ah.

Perlu waktu 6 tahun, hingga akhirnya pecah perang di Suriah, yaitu pada 2011. Tapi kebohongan tidak boleh terhenti, karena suatu saat akan terkuak. Kebohongan harus terus dipelihara dan diperkuat, agar orang yang terlanjur percaya, tetap percaya, misalnya bahwa Bashar Al Assad adalah pembantai rakyatnya sendiri.

Gambar oleh rawpixel dari Pixabay

Pada 12 Desember 2016, Bashar Al-Assad berhasil membebaskan kota Aleppo dari tangan teroris yang menggunakan senjata Amerika. Terlihat dalam video, rakyat Aleppo yang selama ini bersembunyi di gedung-gedung yang hancur, di rumah-rumah, dan di bawah tanah, beramai-ramai keluar dari tempat persembunyiannya. Dan pada 25 Desember 2016, untuk pertama kalinya dalam 5 tahun, umat Kristen Aleppo merayakan Natal, dan umat Islam turut bergembira memenuhi jalan-jalan.

(3)

Apa yang terjadi di Indonesia setelah tanggal 12 Desember 2016? Di kota Jakarta, Surabaya, Makassar, dan banyak kota besar lainnya, muncul gelombang demonstrasi dengan tagar SaveAleppo. Selamatkan Aleppo dari apa? Dari kekejaman presidennya, yaitu Bashar Al Assad.

Begitulah, kebohongan harus dipertahankan dengan kebohongan lainnya. Setelah kebohongan dan hoaks yang menghancurleburkan Suriah, perlu ada kebohongan lanjutan yang terus dipelihara. Rakyat Indonesia merupakan target dari kebohongan itu. Maka dimasukkanl;ah cerita ke Indonesia, dan diteruskan oleh ulama yang kebetulan tidak mengerti, bahwa Bashar Al Assad adalah pemimpin yang kejam.

Tentu saja cerita Bashar yang kejam tidaklah berdasar. Mengapa? Beberapa bulan setelah pembebasan kota Aleppo, penduduk kota Aleppo yang mengungsi ke Lebanon, berduyun-duyun kembali ke kota Aleppo. Dan 2 tahun sebelumnya, pada Pemilu 2014, yang juga diikuti oleh pengungsi Aleppo di Jerman, Bashar Al Assad menang mutlak dengan suara di atas 80%. Termasuk di Jerman.

(4)

Kewaspadaan macam apa yang diperlukan oleh rakyat Indonesia? Pertama, saat perundingan tentang Freeport, kapal perang Amerika Serikat datang dari Laut Cina Selatan, mendekati perbatasan laut Indonesia. Tapi Indonesia tidak takut, karena Indonesia yakin, kapal perang itu tidak akan memasuki perairan Indonesia, kalau tidak ada alasan kerusuhan besar di Indonesia.

Lalu terjadi demo besar, siang hari damai, malam hari, seperti saat demo KPU yang mendatangkan preman pukul 11 malam dan pukul 3 dini hari, demo berubah menjadi rusuh. Padahal izin hanya diberikan hingga magrib, dan itupun diperpanjang dengan tetap damai hingga pukul 09:00, dengan alasan shalat magrib bersama dll.

Setelah itu, terjadilah kerusuhan di Papua, di tempat yang jauh dari ibukota. Mirip dengan kerusuhan pertama di Suriah, yang jauh dari Ibukota Damaskus, jauh di selatan Suriah. Pada saat kerusuhan di selatan Suriah itu, tidak ada kerusuhan besar terjadi. Hanya “tiny opposition” berdemo, lalu ada yang mati di pihak polisi dan rakyat sipil. Dr. Tim Anderson, political scientist dari University of Sydney, melakukan penelitian dan menemukan, peluru yang digunakan untuk membunuh, bukan milik polisi dan militer Suriah, tapi peluru dari Arab Saudi, yang buatan Amerika Serikat.

Kerusuhan merupakan pembuka jalan, untuk menghancurkan.

(5)

Bagaimana di Indonesia setelah berbagai demo dengan lemparan batu, petasan, dan bom molotov itu? Dana digelontorkan sebanyak USD 300.000 atau Rp 4,2 milyar, yang sebagiannya untuk memasang iklan di Facebook dll, yang mengarahkan ke situs tentang Papua, yang akhirnya amat terkenal. Apa isi situs tersebut?

Sulit menemukan keberpihakan pada situs itu, karena situs itu terlihat netral. Mereka menulis berita dan opini yang berimbang, antara pandangan yang pro-Indonesia, dan pro-kemerdekaan Papua. Mereka tampil sebagai “Ratu Adil” yang berusaha berimbang.

Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Perannya mirip dengan pesan AS ke kedubes Suriah, untuk membenturkan Sunni dan Syi’ah, pada 2005, yang baru berhasil pada 2011 ketika pecah perang yang disebut perang saudara, padahal banyak kiriman milisi dari Irak. Di Indonesia, yang dibenturkan adalah mereka yang setuju Papua tetap dalam NKRI, dan mereka yang ingin Papua merdeka.

(6)

Seperti di Suriah, pasti tidak mudah menghancurkan Indonesia. Perlu waktu yang lama. Tapi mereka akan terus berjuang untuk kehancuran Indonesia.

Untuk Suriah, dari awal surat rahasia pada 2005, baru berhasil dihancurkan pada 2011. Untuk Indonesia, mungkin tidak diharapkan sekarang mereka berhasil menghancurkan Indonesia, yang merupakan negara yang membuat ngiler negara-negara besar dunia karena keindahan dan kekayaannya.

Mungkin mereka berharap, usaha terus menerus membenturkan rakyat Indonesia, baru berhasil saat pemilihan presiden berikutnya pada 2024. Kalau kebencian dan kemarahan antar-kelompok bisa dipelihara di Indonesia, maka kebohongan berikut yang didesian dengan apik, akan membenturkan dua kubu dengan kekerasan yang mengerikan.

Semoga Indonesia tidak seperti Suriah. Semoga negara-negara kolonialis modern, tidak berhasil mengulangnya di Indonesia. Mengapa? Karena kita lebih merasa sebagai Indonesia, daripada sebagai Batak, sebagai Sunda, sebagai Jawa, sebagai Papua, dll. Karena kita lebih merasa sebagai Indonesia, daripada sebagai Islam, sebagai Kristen, sebagai Hindhu, sebagai Budha, dll.

Perjalanan kita sebagai bangsa, kekuatan yang dibangun lewat Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan sepihak Indonesia, terlalu kuat untuk dihancurkan oleh pihak manapun, sekuat apapun mereka.

Muhamad Abdulkadir Martoprawiro – Dosen ITB Bandung

PS. Kekerasan yang saya maksud, tidak cuma kekerasan terhadap sesama yang berbeda pendapat. Apalagi dengan ancaman pembunuhan.

Kekerasan yang saya maksud, termasuk kekerasan terhadap mereka yang bekerja pada usaha yang berasal dari negara yang tidak kita sukai. Misalnya, saat kita benci Jepang, kita serbu rumah makan Jepang. Pada saat kita marah pada Amerika, kita serbu bisnis yang berasal dari Amerika Serikat.

Perilaku semacam ini, yang sering kita temui di masa lalu, tidak boleh terjadi lagi. Segala sesuatu wajib diselesaikan tanpa kekerasan. Apalagi kita tahu, orang Indonesia bekerja di situ juga, untuk kehidupan keluarganya, dan lain-lain.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article