Sudah hampir dua tahun dunia pendidikan di Indonesia mengubah pola belajar mengajar di berbagai jenjang dengan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online lantaran pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Pola pembelajaran dari semula tatap muka menjadi PJJ merupakan satu-satunya pilihan lembaga pendidikan untuk beradaptasi agar kualitas pendidikan tak mengalami penurunan karena pendidikan merupakan investasi terbesar generasi penerus bangsa.
”Untuk menjaga kualitas pembelajaran dari rumah, sama-sama butuh peran siswa, orangtua maupun guru,” kata Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Magelang, Azis Amin Mujahidin, saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Kamis (2/9/2021).
Dalam webinar yang diikuti 411 peserta itu, Azis menuturkan, agar kualitas pembelajaran dari rumah tetap berjalan efektif, ada sejumlah tips buat siswa yang bisa dilakukan. Dimulai dengan menyiapkan ruang yang nyaman, lalu melakukan pembelajaran seperti rutinitas biasa, mempelajari materi atau modul sebelum pembelajaran dan tak lupa selalu membuat catatan ringkasan pada materi yang diberikan.
”Penting juga bagi siswa menyimak materi dengan seksama dan tetap konsentrasi. PJJ jangan sampai membuat stres. Tetap jaga kesehatan dengan melakukan kegiatan yang positif. Tidak ada salahnya saling membantu sesama teman asalkan dalam pengerjaan tugas tetap belajar sendiri dengan kemampuan siswa,” kata Azis.
Azis menuturkan, dengan belajar di rumah, siswa juga bisa menciptakan pembelajaran dengan cara yang menurutnya menyenangkan. ”Bisa dibuat suasana santai, tidak kaku, dan senyaman mungkin. Perhatikan juga posisi duduk, dengan menyediakan sandaran dan meja yang pas. Hindari membuat posisi duduk yang membuat capek,” tutur Azis.
Sedangkan bagi guru, untuk menjaga kualitas pembelajaran, perlu memperhatikan sejumlah tips mengajar yang efektif. ”Para guru pun sangat perlu mengelola stres, agar saat menyampaikan materi juga dalam kondisi yang menyenangkan, tidak terbebani pikirannya,” lanjut Azis.
Agar sasaran materi dapat mencapai target, Azis Amin merekomendasikan, para guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Sehingga, siswa yang mengikuti pembelajaran juga bisa efektif termonitor. Guru bisa mencoba konsep Project Based Learning agar lebih fokus penyampaian materinya.
”Guru bisa tidak mengejar target silabus dalam pembelajaran daring. Jadi, ajarkanlah dengan materi-materi yang senyaman mungkin bagi siswa. Alokasikan waktu bagi siswa yang tertinggal, saling bantu sesama guru, saling kunjung di classroom agar menciptakan pembelajaran daring yang menyenangkan. Intinya have fun!,” tegas Azis.
Masih menurut Azis Amin, guru jangan sampai melupakan pemetaan materi atau mind map serta menyempatkan untuk memberikan apresiasi terhadap karya siswa. ”Buatlah pembelajaran itu interaktif, agar siswa juga tidak bosan ketika harus lama menatap layar dan duduk di depan gadget atau perangkat digital,” ujarnya.
Kualitas pembelajaran, sambung Azis, juga dipengaruhi oleh daya dukung pembelajaran online itu sendiri. Daya dukung pembelajaran yang dimaksud itu dari sarana prasarana seperti ponsel, laptop, kuota atau wi-fi. Sedangkan daya dukung dari sisi lingkungan itu berupa lingkungan yang nyaman, tenang dan tidak berisik atau mengganggu konsentrasi. ”Juga soal suasana hati. Hati siswa dan guru saat pembelajaran juga harus senang, tanpa beban,” tutupnya.
Narasumber lain, dosen Universitas Sahid Surakarta Farid Fitriyadi mengatakan, kendala belajar online atau PJJ biasanya lebih ke soal interaksi guru dan murid yang sangat jauh berkurang.
”Namun lebih dari itu, kendala bisa muncul pula dari penguasaan teknologi digital antara satu murid dengan murid lain. Atau, tidak meratanya jaringan internet, harga kuota internet yang mahal, dan keberadaan perangkat yang tidak merata,” kata Farid.
Farid menambahkan, para siswa yang belajar di rumah juga harus menghadapi lebih banyak tantangan. Seperti gangguan suara bising, orang yang lalu lalang aktivitasnya di rumah lain, juga keterbatasan kondisi orangtua.
Dimoderatori Fernand Tampubolon, webinar ini juga menghadirkan narasumber: praktisi pendidikan Adhi Wibowo, pengawas SMP Kabupaten Magelang Bekti Dyah Hastuti serta Shafa Lubis selaku key opinion leader.