Oleh Farid Gaban – Ekspedisi Indonesia Baru
Untuk kesekian kali, Presiden Jokowi mencoba merayu Elon Musk dan Tesla agar berinvestasi mobil listrik di Indonesia. Kali ini, Presiden Jokowi menawari Musk bonus konsesi tambang nikel jika mau berinvestasi.
Sebelumnya, telah dua kali Presiden Jokowi dan Menteri Luhut Panjaitan sowan ke markas SpaceX untuk perbincangan tatap muka langsung dengan Musk.
Presiden Jokowi memang istimewa. Kita jarang bisa menemukan padanannya: seorang presiden sebuah negeri berdaulat datang sendiri dan membujuk langsung seorang pengusaha untuk berinvestasi.
Untuk memikat Tesla, Pemerintah Indonesia sudah menawari fasilitas keringanan pajak. Tapi, rupanya itu belum menarik bagi Musk.
Kini, di samping konsesi tambang nikel tadi, Presiden Jokowi juga menyiapkan iming-iming menarik lainnya: subsidi mobil listrik.
Pemerintah berharap, subsidi mobil listrik akan membuat sedan Tesla laku di Indonesia. Dengan kata lain, Presiden Jokowi mendorong Tesla untuk mengeksploitasi warga Indonesia sebagai pasar mobil.
Pola Pemerintahan Jokowi dalam memikat investor sangat jelas dan sederhana: keruk sumber daya alam dan menjadikan Indonesia sebagai pasar.
Industri pertambangan, termasuk nikel, potensial merusak alam; menggunduli hutan dan mencemari laut.
Tapi, investor tak perlu kuatir, Pemerintahan Jokowi sudah menyiapkan UU Cipta Kerja yang memberi investor kelonggaran untuk merusak alam.
Kerusakan alam bisa memicu banjir, polusi dan pencemaran yang merugikan warga sekitar. Warga potensial protes karena kehidupannya terancam.
Tapi, di situ pun investor tak perlu risau. Presiden Jokowi sudah meminta aparat kepolisian untuk mengawal dan melindungi investor.
Demi memikat investor, Presiden Jokowi sudah melakukan banyak hal: melucuti perannya dalam melindungi warga; memperluas konsesi untuk mengeruk sumber daya alam; dan mendorong warga negara sekadar menjadi pasar.
Tesla dan pabrik mobil listrik lain mungkin pada akhirnya akan berinvestasi di sini karena tawaran yang makin menarik dan makin rendah.
But, how low can you go?
Bacaan: CNN Indonesia