“Perempuan harus mampu memiliki VOICE dalam berkomunikasi, artinya yang disampaikan memiliki power dan energi untuk menciptakan perubahan lebih baik bagi banyak sisi kehidupan. Maka perlu dipelajari Bagaimana Membangun kekuatan suara, kehandalan artikulasi, membentuk kata, menyusun kalimat dan menyampaikannya dengan ekspresi yang tepat dalam mendukung narasi tersebut.”
“Ini bukan sekedar teori tetapi praktek langsung yang disampaikan. Hal mudah dalam mengukur keberhasilan komunikasi itu dengan pertanyaan sederhana yaitu seperti sudah bertengkar dengan siapa sejak pagi ini. Jika ada misunderstanding maka ada masalah komunikasi,” ungkap Ika Sastrosoebroto.
Gaya berkomunikasi menjadi salah satu bahasan utama dalam presentasi yang disampaikan Ika Sastrosoebroto. Ia menakankan hal itu untuk menjebatani celah komunikasi antargenerasi yang tak jarang dapat menimbulkan kesalahan persepsi dari para pelakunya.
“Kita akan terus bekerja dengan rekan-rekan dari berbagai kalangan, millennial ataupun Gen Z, dan untuk menjadi seorang leader kita harus mampu menyesuaikan cara-cara penyampaiannya seperti apa.”
“Di era seperti sekarang, di mana tren terus berkembang, kalau kita nggak mampu beradaptasi kita akan tertinggal. Dan bagaimana mindset kita dibangun untuk melihat teknologi sebagai distruptif atau kita bisa positif mempergunakan teknologi sebagai challenging sebagai communication tools yang efektif,” ungkap Ika Sastrosoebroto mewanti-wanti.
Indonesia Women Leaders Forum 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia Leadership Development Center(UI LDC) dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan. Hadir antara lain peserta dari instansi pemerintah pusat dan daerah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum menghasilkan catatan penting bagi perkembangan era kepemimpinan wanita di Indonesia saat ini.
Kesimpulan dari forum itu antara lain untuk mewujudkan sustainability dalam berbagai bidang dan organisasi layaknya pelestarian lingkungan, pengembangan korporasi dan bisnis, inovasi dan kewirausahaan, pendidikan dan pemberdayaan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat hingga penerapan governance dan kebijakan publik perlu peran penting dan kontribusi perempuan, lebih khusus lagi para pemimpin perempuan sebagai katalis perubahan positif dalam upaya sustainability dalam bidang masing-masing.
Pemanfaatan teknologi dan digitalisasi harus dimaksimalkan untuk mendukung perkembangan sustainability itu sendiri.