Kamis, September 19, 2024

Cara Indonesia Menjalankan Diplomasi Global, Lebih Menantang dari yang Anda Bayangkan!

Must read

Oleh: Wicaksono ”Ndoro Kakung”

Bayangkan tentang Indonesia di tengah percaturan geopolitik. Bayangkan sebuah mozaik yang menggambarkan perjalanan panjang diplomasi Indonesia yang penuh warna, kaya cerita, dan penuh makna.

”Diplomasi Indonesia: Mozaik Dinamika Diplomasi” bukan sekadar buku, tetapi sebuah jendela untuk menyaksikan bagaimana Indonesia merangkai strategi, menghadapi tantangan global, dan memainkan peran penting dalam panggung internasional.

Jika Anda ingin memahami rahasia di balik kebijakan luar negeri yang cerdik dan bebas aktif, inilah bacaan yang akan membuka wawasan Anda—dan mungkin, mengubah cara Anda melihat dunia.

Disusun oleh tim diplomat senior yang sudah purnatugas, buku ini menghadirkan kisah-kisah memoar dan pemikiran yang mendalam tentang politik luar negeri Indonesia, baik dari segi pengalaman pribadi maupun tinjauan intelektual.

Beberapa tema utama yang disorot antara lain dinamika hubungan multilateral, diplomasi ekonomi, diplomasi kemanusiaan, serta diplomasi publik.

Secara struktural, buku ini terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama membahas tentang politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, menggarisbawahi bagaimana prinsip ini menjadi tulang punggung kebijakan luar negeri RI.

Pandangan ini diperkuat oleh Bachtiar Aly, yang menyoroti pentingnya kebijakan ini dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. Pemindahan ibu kota Indonesia dan relevansinya bagi ASEAN juga menjadi tema menarik yang diangkat oleh Bunyan Saptomo.

Saya sangat menikmati cara buku ini memaparkan kebijakan luar negeri Indonesia yang tidak hanya menghadirkan teori, tetapi juga memberikan konteks historis yang kuat, mulai dari peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika 1955 hingga era modern dengan keterlibatan dalam G-20 dan BRICS.

Melalui pendekatan ini, pembaca diajak untuk memahami perubahan-perubahan besar yang mempengaruhi kebijakan diplomasi Indonesia di panggung internasional.

Salah satu kekuatan utama buku ini adalah kedalaman analisis yang disajikan oleh para penulisnya. Mereka tidak hanya memotret sejarah, tetapi juga memberikan wawasan ke depan mengenai peran strategis Indonesia di panggung global.

Misalnya, bab yang mengulas tentang politik luar negeri bebas aktif Indonesia dengan jelas menggambarkan relevansi kebijakan ini dalam konteks multipolar dunia modern, di mana Indonesia berupaya untuk tetap mandiri dan tidak terjebak dalam persaingan antara kekuatan-kekuatan besar.

Bachtiar Aly dan para kontributor lainnya berhasil menyoroti pentingnya strategi ini dalam menjaga keseimbangan hubungan diplomatik tanpa kehilangan kepentingan nasional.

Pujian khusus layak diberikan kepada pemaparan yang menyeluruh mengenai minilateralisme dan peran Indonesia di ranah kerja sama internasional yang lebih kecil, tetapi strategis, seperti di kawasan ASEAN dan BRICS.

Dalam pembahasan tentang BRICS, buku ini memperlihatkan dengan jernih kemampuan Indonesia untuk beradaptasi dengan perubahan global. Penulisnya bahkan menyentuh isu dedolarisasi dan potensi penguatan mata uang selain dolar AS.

Isu ini sangat relevan, mengingat perubahan arsitektur finansial global yang kian dipengaruhi oleh kekuatan baru seperti China dan Rusia. Buku ini memberikan wawasan berharga mengenai bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan perubahan ini demi kepentingan nasionalnya.

Dengan memaparkan konteks itu, buku ini secara tegas menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dalam membangun kerja sama lintas negara, khususnya di bidang diplomasi ekonomi dan diplomasi kemanusiaan.

Diplomasi ekonomi bahkan dibahas dengan terperinci, mencakup tantangan yang dihadapi oleh perwakilan Indonesia dalam mempromosikan produk-produk lokal di pasar internasional.

Harry Purwanto dan Rahardjo Jamtomo dalam bagian ini mampu menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri tidak melulu soal politik, tetapi juga tentang bagaimana Indonesia dapat memaksimalkan potensi ekonominya melalui hubungan internasional.

Catatan khusus patut diberikan kepada Yuli Mumpuni Widarso, yang menuliskan riwayat diplomasi publik sebagai sebuah strategi diplomasi untuk mencapai kepentingan nasional. Pendekatan soft power diplomacy ini tidak lagi hanya mengandalkan hubungan baik dengan kalangan pemerintahan negara akreditasi saja, tetapi juga harus dengan kalangan masyarakat atau publik di negara akreditasi.   

“Buku ini memperlihatkan dengan jernih kemampuan Indonesia untuk beradaptasi dengan perubahan global.”

Secara keseluruhan, memoar para diplomat senior dalam buku ini menjadikannya lebih dari sekadar koleksi teori. Kisah-kisah seperti pengalaman diplomasi Indonesia di Irak dan Tunisia menjadi pelajaran penting dalam menghadapi tantangan global.

Saya kagum pada kemampuan buku ini menggabungkan perspektif para intelektual dengan pengalaman praktis, yang menjadikan buku ini relevan. Tidak hanya bagi diplomat dan akademisi, tetapi juga bagi masyarakat umum yang tertarik pada peran Indonesia di kancah global.

Kalaupun ada yang kurang dari buku ini, mungkin bisa ditemukan dalam struktur narasi yang terasa tidak fokus, karena beragamnya topik yang dibahas. Namun, saya bisa memaklumi kekurangan tersebut mengingat tujuan buku ini adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang diplomasi Indonesia.

Secara keseluruhan, buku ini adalah karya yang kaya dan beragam. Layaknya sebuah mozaik yang menggambarkan berbagai aspek diplomasi Indonesia.

Membaca buku ini membuat saya merasa bukan hanya mendapatkan rangkuman perjalanan diplomasi Indonesia, tetapi juga memperoleh wawasan berharga untuk memahami arah kebijakan luar negeri Indonesia.

Diplomasi Indonesia: Mozaik Dinamika Diplomasi adalah bacaan wajib bagi diplomat, akademisi, dan analis kebijakan yang ingin memahami peran Indonesia dalam menjaga keseimbangan global di tengah dinamika yang terus berkembang.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article