Jumat, Maret 29, 2024

Perlukah menerapkan PSPB di Yogyakarta?

Must read

Presiden kebal hukum?

Dari Ketua Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta (Heru Poerwadi):

Kepada semua Warga Jogja yg istimewa, semoga selalu sehat dan tetap gembira.

Pemerintah belum lama ini mengeluarkan Peraturan Presiden yang baru, dimana kebijakan yang diambil secara Nasional utk penanganan Covid-19 adalah dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ada pertanyaan besar terkait dengan hal tersebut, yakni apakah Kota Yogyakarta akan juga segera menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)? Pada kondisi seperti apa kebijakan tersebut harus diterapkan?

Warga Jogja Istimewa yang budiman, jika melihat kriteria untuk bisa mengajukan PSBB atau membuat tambahan protokol penanganan Corona, yaitu bahwa jumlah kasusnya meningkat dengan signifikan, sebarannya semakin luas, jumlah kematian meningkat tinggi dan terkait dengan mobilitas pendatang yang masuk jumlahnya besar, nampaknya Pemkot Yogyakarta belum perlu mengambil kebijakan dengan menambah protokol penanganan Corona melalui PSBB tersebut.

Mengapa?

Alhamdulillah, melihat angka-angka perkembangan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta pada khususnya terlihat tren statistiknya cenderung terus menurun. Setidaknya seminggu di awal April 2020 ini, angka-angka terus menurun. Pada 5 April siang ini tercatat ada 2 positif, 10 PDP dan 163 ODP.

Kecenderungan angka yang turun ini seiring dengan turunnya kunjungan warga yang merasa mempunyai gejala ISPA mirip flu atau gejala Covid. Pada Februari rata-rata sekitar 120 orang per hari yg periksa di puskesmas, RS Jogja, dan Pratama. Kemudian Maret meningkat menjadi sekitar 400-500 orang per hari.

Awal April ini sdh mulai ada penurunan, yg saat ini berkisar 100 orang per hari yang mengeluh gejala ISPA atau mirip gejala Covid-19.

Angka ini juga diiring dengan angka sembuh yang juga tinggi. Ada 2 orang sembuh dari positif Covid-19, 27 sembuh dari PDP dan 200 selesai masa ODP-nya.

Warga Jogja Istimewa yg berbahagia..

Semoga kecenderungan ini menjadi indikasi kasus dan penanganan Covid-19 di Kota Jogja tertangani dengan baik. Sehingga kita bisa mulai berhitung untuk analisis kapan akan berakhirnya kasus Covid-19 di Jogja.

Fakta bahwa selama ini kasus Covid positif dan PDP di Jogja selalu dibawa oleh orang yang mempunyai riwayat luar kota, menjadikan Kota Jogja harus tetap selalu waspada. Apalagi jika arus mudik juga cenderung tinggi.

Yang harus jadi perhatian kita adalah harus tetap hati-hati dan tetap kerjakan protokol Corona dengan disiplin. Sebab di awal April ada 3 yang meningkat semula dari ODP berubah menjadi PDP, pemicunya juga faktor riwayat bepergian dari luar kota. Ada yang suaminya datang dari Jakarta, ikut acara yang banyak berkumpul orang, dan ada yang habis bepergian.

Memang separuh lebih, kasus PDP didapat dari riwayat perjalanan, dan ada 12 % akibat ada riwayat kontak langsung dengan pasien Covid-19, tapi yang harus diwaspadai adalah terdapat 36% penderita tidak mengetahui atau lupa atau tidak menyebutkan sudah kontak dengan siapa.

Dengan demikian, agar kasus Covid -19 terus bisa kita tekan dan turun terus, maka tidak bisa tidak seluruh warga Jogja harus tetap menjalankan protokol Corona dengan disiplin. Berada di rumah saja, jika tidak ada kepentingan mendesak, tidak hadir dalam kumpulan orang banyak, jaga jarak fisik, selalu cuci tangan dan tidak mengusap wajah utamanya mulut, hidung dan mata. Tidak bersalaman dan selalu jaga kebersihan lingkungan, semprot disinfektan di lingkungan masing-masing serta benda yang sering disentuh oleh orang banyak.

Itulah kunci kita, harus disiplin dan terus saling menjaga, mengingatkan dan saling menyelamatkan.

Selain itu bagi warga yang baru pulang bepergian dari luar kota atau mudik, segera mandi dan semua pakaian masuk di cucian, terus wajib periksa dan isolasi selama 14 hari secara sukarela.

Semoga dengan protokol Corona yang terus dijalankan oleh seluruh warga Kota Jogja istimewa ini, kasus Corona semakin hilang di Bumi Mataram ini, Indonesia serta dunia. Sehingga kehidupan sosial dan ekonomi Kota Jogja akan kembali pulih dan terus bangkit dengan cepat.

Selain itu, yang menenteramkan adalah ketersediaan stok pangan kita masih cukup untuk tiga bulan ke depan. Bahkan bersama dengan Bulog dan distributor dan pedagang besar, bulan April ini masih akan ada tambahan stok pangan untuk warga Kota Yogya.

Makanya, kepada seluruh warga, tidak perlu panic buying atau membeli stok makanan secara berlebih, sebab semua sudah tersedia secara cukup. Kondisi ini bisa dikatakan aman bagi daerah atau kota yang lebih mengandalkan ketersediaan dan distribusi dalam hal pangan sebagaimana kota Yogyakarta ini.

Apakah Jogja akan menerapkan usulan utk PSBB?

Sampai saat ini, kita belum mengarah ke sana untuk akan menambah protokol Corona yang sudah kita jalankan selama ini.

Tetapi Pemerintah Kota dipastikan sudah siapkan antisipasi 3 skenario, utk merespon arus mudik yg datang.

Skenario yang pertama adalah skenario optimal yang akan diterapkan jika pemudik yang datang adalah dalam jumlah besar. Skenario ini akan ditindaklanjuti dengan pengetatan aturan dan penataan arus masuk ke Jogja dan penataan manajemen lalu lintas di Kota Yogya, khususnya pada lini transportasi publik seperti halnya bus dan kereta.

Skenario kedua adalah skenario moderat. Skenario ini akan diambil jika jumlah pemudik masih dalam batas normal dalam condisi penanganan Covid-19 di wilayah Yogyakarta ini.

Artinya peran masyarakat dan aparatur pemerintah di tingkat basis menjadi garda terdepan dalam memantau adanya arus masuk di masing-masing komunitas kampung dan menjadi pihak aktif yang menggerakan fungsi sosial masyarakat berperan membangun kesepakatan dan aturan yang berorientasi pada protocol penanganan Corona.

Serta yang ketiga adalah skenario landai, di mana kondisinya seperti saat ini dan kecendrrunganya mulai melandai.

Kesemuanya itu akan diatur berdasarkan kondisi yang akan terjadi. Data, kesiapan masyarakat dan keputusan para pelaku mudik apakah akan mengikuti himbauan pemerintah supaya khusus tahun ini tidak mudik atau mereka tetap akan melaksanakan kebiasaan mudik, akan sangat berpengaruh terkait dengan skenario apa yang akan kita ambil.

Aspek moda mobilitas gerak masyarakat, khususnya dari luar kota dalam ketiga skenario tadi tetap menjadi perhatian kita bersama. Pola pengaturan arus masuk dan keluar di Kota Jogja, manajemen arus lalu lintas dalam kota dan pengawasan ketat di titik kumpul baik di stasiun, trminal dan tempat-tempat tertentu lainnya, tetap harus disiplin kita lakukan.

Selain itu, Kota Jogja sudah menyiapkan 45 kamar isolasi, 3 tempat karantina berkapasitas 150 dan semua persediaan medis yang insya Allah, tercukupi.

Sekali lagi, untuk usulan PSBB apakah ada penambahan protokol Corona baru di Jogja, tergantung perkembangan kasus Covid-19, dan seberapa besar arus mudik yang terjadi di Jogja. Jika tidak ada perkembangan yang signifikan, Kota Yogya masih akan menerapkan protokol Corona yang sudah jalan selama ini.

Ayo, kita putus rantai sebaran virus Corona dengan disiplin jaga jarak fisik dan sosial, serta jadikan pola hidup bersih dan sehat sebagai kebiasaan kita semua.

Jogja pasti bisa!

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article