Minggu, September 8, 2024

Varian baru Covid-19 ditemukan di Prancis

Must read

Peneliti di Méditerranée Infection University Hospital Institute (IHU), Prancis, menemukan Covid-19 dengan varian baru B.1.640.2 yang populer di masyarakat Indonesia dengan varian IHU. Varian ini ditemukan kala varian Omicron merebak. Sedikitnya, ada 12 kasus di Prancis yang sudah dilaporkan terkait dengan varian IHU.

Semua kasus itu memiliki riwayat perjalanan ke Kamerun di Afrika. Namun, belum diketahui apakah infeksi IHU juga terjadi di lokasi lain atau negara lain. Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama mengaku sudah mendengar adanya varian itu, tapi menurut dia, semuanya masih berdasarkan pernyataan pakar dari Prancis yang melaporkan beberapa kasus yang mereka curigai tertular virus Covid-19 strain B.1640.2.

“Sebaiknya kita tunggu data ilmiah yang lebih jelas, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Kamis, 6 Januari 2022. Tjandra menambahkan, hingga saat ini, tidak ada nomenklatur ‘varian IHU’ dalam Covid-19 karena IHU adalah nama institusi yang salah satu stafnya melaporkan kasus itu, bukan abjad Yunani yang biasa dijadikan patokan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk memberi nama varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Menurut aturan International Health Regulation (IHR), jika ada kecurigaan sesuatu penyakit menular yang penting, maka yang dapat secara resmi melaporkan ke WHO adalah ‘IHR focal point’ di negara itu. “Tentu sesudah di dalam negeri di analisa mendalam berdasar kemungkinan berbagai laporan pakar di negara itu,” tutur Tjandra.

Jika hanya satu pendapat, Tjandra melanjutkan, maka tentu masih perlu analisa mendalam sebelum nantinya jadi atau tidak sebagai laporan IHR focal point negara itu ke dunia. “Saya kebetulan pernah menjadi IHR focal point Indonesia selama 5 tahun sejak 2009-2014, sebelum saya bergabung dan menjadi Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.”

Selain itu, karena varian ini memiliki kode B.1640.2, maka sebenarnya sejak 22 November 2021 WHO sudah menggolongkan B.1640 (tanpa pembagian “.1” atau “.2”) sebagai Variant under Monitoring (VuM), bersama dengan B.1.1.318 dan C.1.2. Disebutkan juga bahwa B.1640 sudah dilaporkan dari beberapa negara sejak September 2021.

Saat ini, kata Tjandra, ada tiga varian yang sekarang masuk sebagai VuM. Dan untuk memberikan penamaannya, ini masih dimonitor untuk tahu bagaimana situasinya.

“Bisa saja sesudah dimonitor lalu dianggap tidak bermasalah dan dimasukkan ke dalam formerly monitored variants, bahkan jika memang benar-benar bermasalah akan dijadikan Variant of Interest (VoI), dan lainnya,” kata Tjandra menjelaskan.

Menanggapi isu varian IHU, Kementerian Kesehatan RI memastikan bahwa varian IHU tersebut belum terdeteksi di Indonesia. Berdasarkan hasil tes Whole Genome Sequences (WGS), juga menunjukkan varian tersebut belum terdeteksi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, varian IHU tersebut kini ditetapkan sebagai Variant under Monitoring (VuM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, varian tersebut kini masih terus diteliti dan diawasi.

Varian IHU juga disebut kenal terhadap vaksin. Terkait hal itu, dr Nadia meminta agar masyarakat tetap menunggu hasil kajian dan analisis dari beragam kasus global dan WHO.

“Semua vaksin memiliki efikasi untuk tetap melawan virus COVID-19 termasuk variannya ya,” kata Siti Nadia Tarmizi, Jumat, 7 Januari 2022. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan.

Oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article