Jumat, April 26, 2024

Abdul Gafur, tokoh Angkatan 66

Must read

Berita meninggalnya Abdul Gafur tanggal 4 September 2020 menghiasi beberapa suratkabar ibukota. Suratkabar seperti Kompas, Media Indonesia, dan Rakyat Merdeka lebih banyak mengupas peranan Abdul Gafur sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dan prestasinya adalah bahwa dia pencetus Hari Olahraga Nasional 9 September dan mempopulerkan semboyan “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.

Sayang sekali banyak media tidak menyebut peranannya sebagai tokoh mahasiswa yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang menentang PKI, setelah pecah G30S/PKI, 30 September 1965. Sepanjang bulan Oktober sampai Desember 1965 KAMI melakukan demonstrasi.

Pada 10 Januari 1966 KAMI mengundang Komandan RPKAD, Kolonel Sarwo Edhie, ke kampus UI di Salemba. Di sini KAMI menyampaikan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) dan disambut dengan baik oleh Kolonel Sarwo Edhie. Di samping Abdul Gafur ada tokoh mahasiswa lainnya, seperti Muhammad Zamroni (PMII), David Napitupulu (Mapancas), Cosmas Batubara (PMKRI), Liem Bian Koen, Fahmi Idris (HMI), dan lain-lain.

Dalam sambutan Cosmas Batubara terhadap buku Otobiografi Abdul Gafur, yang diluncurkan 10 Januari 2019, menyatakan itu sebagai peringatan 52 tahun Tritura. Tritura berisi tiga tuntutan rakyat, yaitu “Bubarkan PKI, Turunkan Harga, dan Reshafel Kabinet Dwikora”.

Demonsterasi terhadap Presiden Soekarno dimulai pada Rapat Kabinet Dwikora pada 15 Januari 1966 di Istana Bogor. Para mahasiswa menuntut dibubarkannya PKI dan diturunkannya harga. Di sini rapat diikuti oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Yang menarik ada dua kali pertemuan dengan Bung Karno, sebagaimana diceritakan oleh Abdul Gafur dalam memoarnya. Pertemuan pertama, 18 Januari 1966, Bung Karno menerima KAMI Pusat di Istana Merdeka. Delegasi terdiri dari 10 orang. Di sini Bung Karno memarahi para mahasiswa dan menganggap mahasiswa ditunggangi Nekolim (neokolonialisme). Dan menekankan betapa pentingnya Nasakom sebagai “alat pemersatu Indonesia”.

Kemudian dibacakanlah Tritura di hadapan Bung Karno, namun tidak direspon oleh Bung Karno. Bung Karno menyuruh ke Menteri Ruslan Abdul Gani untuk mengurus para mahasiswa ini. Dapat dikatakan pertemuan tidak menghasilkan apa-apa.

Pertemuan kedua terjadi di penghujung Juli 1966, setelah pidato Presiden Soekarno tidak diterima di Sidang Umum MPRS. Isi pidatonya dianggap tidak menyinggung tindakan sadis PKI sehingga menimbulkan kekecewaan anggota MPRS. Suhu politik semakin panas. Kedudukan Presiden Soekarno semakin merosot.

Kalau pertemuan pertama diterima ruang resmi dengan seragam ala militer dan didampingi beberapa menteri. Maka pertemuan kali ini di ruang tengah, ruang tamu keluarga dan tidak didampingi siapapun. Bung Karno hanya berpakaian kaos oblong putih dan berkopiah, Pertemuan sangat berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Pertemuan sebelumnya secara resmi dan diliputi suasana marah. Pertemuan terakhir lebih tenang dan melegakan. Bung Karno lebih bersifat kebapakan. Mahasiswa lebih banyak bersikap mendengar tentang dukungan masyarakat kepadanya dan tidak menyinggung G-30-S dan Tritura.

Demikianlah sekelumit peran Abdul Gafur dan kawan-kawan tidak dapat dilupakan karena tindakan mereka ikut mengubah rezim. Dari Orde Lama ke Orde Baru, dari Soekarno ke Soeharto. Ini perlu untuk dipahami ganerasi muda sejarah perjalanan bangsa. Bibit-bibit mempersatukan pemuda Indonesia sudah dirintis itu, kemudian tokoh-tokoh muda, seperti Cosmas Batubara, David Napitupulu, Zamroni, Suryadi, Akbar Tandjung membentuk KNPI pada tahun 1973.

Dari situ kita belajar bahwa tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini. Kalau semula Abdul Gafur diangkat sebagai menteri oleh Presiden Soeharto, karena jasa-jasa sebagai tokoh pemuda, yang ikut menggerakan massa menjatuhkan rezim Soekarno. Namun, pada saat dia menjabat Wakil Ketua MPR/DPR, bersama pimpinan MPR/DPR lainnya mengusulkan Presiden Soeharto mengundurkan diri. (IA, 6/9/2020)

.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article