Rabu, Mei 22, 2024

Aman dan menyenangkan belajar daring buat guru dan murid, begini caranya

Must read

Teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun, sulit dimungkiri, kemajuan-kemajuan teknologi yang ada telah menciptakan tantangan baru bagi masyarakat digital.

Hal tersebut diungkapkan oleh fasilitator nasional Rahmat Alfian Pranowo dalam dalam webinar literasi digital dengan tema ”Menjadi Anak Didik dan Pendidik yang Terampil dan Cakap Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga masyarakat Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (08/11/2021).

Rahmat mengatakan, maraknya aktivitas digital yang dilakukan mengharuskan pengguna untuk peduli pentingnya memproteksi perangkat digital yang dimiliki. ”Berkembangnya teknologi, selain membantu memudahkan aktivitas di dunia kerja, mencari hiburan, pun transaksi secara daring mulai menjadi kebiasaan baru,” katanya.

Menurutnya, karena kebiasaan baru tersebut menimbulkan banyaknya kejahatan di dunia digital, semisal saja teknologi menjadi incaran upaya peretasan. Untuk itulah, lanjut Rahmat, pentingnya pengguna memiliki pemahaman digital safety yakni kemampuan melindungi diri dan aset digital saat sedang berada di ruang digital, dengan harus manfaatkan peluang yang ada di internet dan juga menjaga data digital.

Adapun tantangan dari keamanan digital ini yaitu fitur dan proteksi yang semakin beragam, demikian juga platform yang semakin berkembang termasuk ancamannya. Kemudian ragam penipuan digital yang semakin banyak dan rekam jejak yang dimanfaatkan lebih banyak negatifnya dari positifnya.

Rahmat memaparkan prinsip dari tingkat berinternet, yakni cerdas berinternet, dan hati-hati dalam berbagi serta berkomunikasi secara bertanggung jawab. Lalu cermat tidak mudah tertipu, menjaga rahasia privasi maupun publik dan berani berinternet.

“Untuk menjadikan internet yang aman, bisa dengan menunjukkan perilaku yang baik di dunia maya. Kemudian memberikan dukungan bagi temannya dengan memberikan senyum atau like, serta memberikan pesan yang positif. Selain itu juga jangan menyebarkan rumor atau membagikan cerita atau foto yang menyakitkan atau membuat malu seseorang. Hal yang kamu anggap sebagai lelucon bisa jadi menyakitkan bagi orang lain,” kata Rahmat.

Narasumber lainnya, dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Devi Adriyanti mengatakan ada beberapa tantangan dan masalah terkait psikis dalam pembelajaran online. Di antaranya siswa tidak fokus, konsentrasi gampang beralih, jenuh dan bosan, serta perasaan dan emosi tidak terwakili dalam interaksi digital.

Menurut Devi, untuk mengantisipasi masalah tersebut harus ada peran bagi semua pihak. Semisal saja guru, bisa dengan menerapkan pembelajaran konstruktif, pembelajaan berbasis proyek bukan tugas, kemudian menerapkan disiplin positif.

Kemudian juga peran orangtua atau wali murid, yakni dengan mendampingi anak dalam belajar online dan lakukan kontrol yang wajar, membuka dialog dan menerapkan disiplin yang positif. ”Untuk siswa sendiri, anggap pelajaran sebagai game yang harus dimenangkan dan tidak mengakses media sosial saat waktu belajar,” ucap Devi.

Dipandu moderator Nabila Nadjib, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Desmon Tampubolon (Founder Mangkatlur), Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), dan Entreprenuer Steve Angkasa selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article