Kamis, April 25, 2024

Dilarang bernyanyi

Must read

Pada tahun 1234, agama Katolik melarang perempuan bernyanyi di gereja.

Perempuan, ternoda berkat Hawwa, mengotori musik suci, yang hanya boleh dinyanyikan oleh anak lelaki atau lelaki yang dikebiri.

Kebisuan pedih itu berlangsung tujuh abad, sampai awal abad duapuluh. 

Beberapa tahun sebelum mulut mereka sepenuhnya dibungkam, di abad duabelas, para biarawati biara Bingen di tepian sungai Rhine masih bernyanyi dengan bebas untuk keagungan surga. Telinga kita beruntung karena musik liturgi Abbess Hildegard yang digubah untuk meniti suara perempuan terpelihara utuh, tak rusak oleh waktu.

Di biaranya di Bingen dan di beberapa lainnya tempat ia berkhutbah, Hildegard tidak sekadar menciptakan musik. Ia juga seorang mistik, visioner, penyair, dan ahli mengobati yang mempelajari kepribadian tanaman dan kekuatan penyembuh air. Ia juga menciptakan keajaiban yang membuat para biarawati punya ruang kebebasan di tengah keimanan yang dimonopoli lelaki.

Eduardo Galeano 

“Mirrors”

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article