Kamis, April 25, 2024

Kerajaan tanpa raja

Must read

Menurut ahli sejarah dan hampir semua orang, peradaban Maya musnah beberapa abad lalu.

Setelah itu, tak apapun.

Tiada: kehidupan komunitas, lahir dalam keheningan dan dalam keheningan ia tersimpan, tak membangkitkan rasa kagum ataupun ingin tahu.

Tapi menimbulkan rasa heran, paling tidak pada masa Penaklukan Spanyol. Para pangeran baru itu khawatir: orang-orang Indian yang tak lagi punya raja itu telah kehilangan kebiasaan untuk tunduk.

Pater Tomas de la Torre menceritakan pada 1545 orang-orang Tzotzile dari Zinacantán memilih satu orang untuk urusan perang dan “ketika orang tersebut tak dapat melaksanakan perannya dengan baik, mereka meminggirkan orang itu dan memilih lainnya.”

Dalam perang, juga saat damai, komunitas memilih pemimpin mereka, dan mereka memilih orang yang paling bisa mendengar dengan baik.

Pemerintah kolonial sangat banyak menggunakan cambuk dan jerat untuk memaksa orang-orang Maya membayar upeti dan bekerja paksa.

Di Chiapas pada tahun 1551, Magister Tomás López mendapati mereka menolak perbudakan dan ia mengingatkan: “Orang-orang ini bekerja secukupnya untuk hidup dan tidak ingin lebih dari itu.”

Satu setengah abad kemudian, di Totonicapán, Gubernur Fuentes y Guzmán terpaksa mengakui bahwa despotisme baru tidak terlalu berhasil.

Orang-orang Indian tetap hidup tanpa atasan atau pemimpin yang ditaati, dan di antara mereka yang terjadi adalah pertemuan, perbincangan, nasihat, dan rahasia, sementara kepada kita tidak ada apapun.

Eduardo Galeano

“Mirrors”

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article