Jumat, Maret 29, 2024

TBC versus corona

Must read

Presiden kebal hukum?

Para buzzer dan pendukung pemerintah kompak bilang “300 orang meninggal setiap hari akibat TBC di Indonesia” untuk mengecilkan persepsi risiko tentang virus corona. 

Saya setuju kita tidak perlu panik menghadapi corona. Banyak hal di sekitar kita lebih buruk dari ancaman corona.

Tapi, tanpa disadari, para buzzer sebenarnya sedang membuka borok pemerintah sendiri dan potensial memicu kepanikan dari perspektif lain: kalau TBC yang sudah bertahun-tahun saja tak bisa diatasi, bagaimana dengan corona yang belum ada vaksinnya?

Indonesia buruk tak hanya dalam soal TBC, tapi juga soal malaria (demam berdarah), stunting (kurang gizi), kematian bayi, dan sebagainya. 

Banyak indikator kesehatan kita lebih buruk dari negeri miskin seperti Srilanka dan Vietnam. (Lihat data terlampir)

Dari presiden ke presiden (termasuk Jokowi yang terobsesi pada infrastruktur fisik dan investasi), Pemerintah Indonesia tidak nampak peduli pada kesehatan warga negaranya. 

Indikator kesehatan salah satu komponen penting dalam kualitas manusia (Indeks Pembangunan Manusia/IPM). Indonesia ada di peringkat 111 dalam indeks itu. (Human Development Report, UNDP, 2019)

Artinya, 100 besarpun kita tidak masuk; dan peringkat kita ada di bawah “negara gagal” Venezuela.

Meski sudah ada yang dinyatakan positif, saya berharap tidak terjadi wabah corona di sini. Saya tak bisa membayangkan konsekuensinya, mengingat buruknya standar dan sistem kesehatan kita.

Oleh Farid Gaban

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article