Rabu, Mei 8, 2024

Yenny Wahid: ”Bukan soal kuota, alasan pemerintah batalkan pemberangkatan haji.”

Must read

Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid memastikan, keputusan pemerintah membatalkan pemberangkatan haji Indonesia tahun 2021 bukan dipicu masalah kuota. Tetapi lebih karena semua negara masih menunggu keputusan resmi pemerintah Arab Saudi.

”Kita harus menyadari, pemerintah Saudi pasti memberikan penekanan terkait masalah keamanan. Di sisi lain, terdapat pergantian di jajaran birokrasi pemerintah (Saudi) yang mengurusi haji dan umrah,” kata Yenny saat tampil berbincang di tayangan Apa Kabar Indonesia, Jumat (4/6/2021).

Yenny mengatakan, persoalan birokrasi kemungkinan menjadi salah satu penyebab sampai sekarang belum ada kejelasan yang signifikan tentang kuota dari pemerintah Saudi. ”Belum ada kejelasan terkait kuota dan berapa negara yang diizinkan masuk,” tegasnya.

Kalau pun ada kuota untuk jamaah Indonesia, Yenny menduga, potensi diizinkan masuknya sangat kecil. Hal itu mengingat beberapa waktu lalu Menteri Perhajian Saudi sempat memprotes karena ada jamaah umrah Indonesia yang lolos, namun setiba di Tanah Suci jamaah tersebut ternyata terinfeksi Covid-19. ”Saya sempat mendapat protes kecil dari Menteri Haji Arab Saudi (waktu itu) Dr. Saleh Benten,” terangnya.

Putri almarhum K.H. Abdurrahman Wahid ini menambahkan, pengetatan kebijakan pemerintah Arab Saudi berimbas pada pembatasan usia jamaah dan pembatasan mobilitas. Sebab itu, Yenny mengimbau kepada seluruh umat Islam agar tetap bersabar. Sebab, kehati-hatian menjaga keselamatan jiwa di tengah pandemi tetap lebih utama.

”Hemat saya, lebih baik tahun ini tidak berangkat. Selain menjaga keselamatan, kita juga berharap adanya kenyamanan saat melaksanakan ibadah haji nanti,” jelasnya.

Pendekatan dan Lobi

Sebelum pemerintah Indonesia – melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas – memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah haji 2021, berbagai upaya untuk melakukan pendekatan dan lobi sebenarnya terus dilakukan. Termasuk yang melibatkan Yenny Wahid.

Sampai Jumat malam (4/6/2021), pemerintah Arab Saudi masih belum membuat keputusan resmi mengenai kuota haji untuk warga non-Saudi. Termasuk untuk jamaah Indonesia. Namun, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia YM Esam Abid AtThagafi mengungkapkan, Pemerintah Saudi tetap memprioritaskan kuota haji untuk Indonesia. ”Indonesia menjadi prioritas mengingat baiknya hubungan antara kedua negara,” kata Yenny.

Selain mendampingi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Dubes Esam di kantor kementerian, Rabu (2/6), Yenny sebelumnya telah bertemu Dubes Esam saat menghadiri undangan makan malam di kediamannya. Dalam kedua pertemuan itu, Yenny tak memungkiri, ada pembahasan terkait pelaksanaan ibadah haji tahun ini.

Dalam unggahan di akun Instagram, Yenny mengajak masyarakat untuk berdoa agar Indonesia tetap mendapat kuota haji tahun ini. ”Doakan ya teman-teman agar perjuangan kita untuk mendapatkan kuota haji 2021 bagi jamaah Indonesia bisa tercapai,” tulisnya. Namun, itu tadi, pemerintah akhirnya memutuskan untuk tidak memberangkatkan haji pada tahun ini.

”Pemerintah melalui Kementerian Agama menerbitkan keputusan Menag RI Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H 2021 M,” kata Menag Yaqut dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di akun Instagram Kementerian Agama, Kamis (3/6/2021).

Ibadah haji tahun 2020 (Foto: Istimewa)

Salah satu pertimbangan pemerintah tidak memberangkatkan haji adalah Kerajaan Arab Saudi belum membuka akses layanan penyelenggaraan ibadah haji 2021. Selain itu, akibat pandemi Covid-19, pemerintah Saudi belum mengundang Indonesia untuk menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan penyelenggaraan haji.

Indonesia juga tidak termasuk 11 negara yang – sejak 30 Mei lalu – telah diizinkan masuk negara Arab Saudi oleh Kementerian Dalam Negeri untuk urusan bisnis dan turisme. Negara-negara yang sudah boleh mengantongi visa turis adalah Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Portugal, Inggris, Swedia, Swiss, Prancis, dan Jepang.

”Rebutan Slot”

Yenny Wahid menambahkan, ia bisa memahami keputusan Kementerian Agama yang meniadakan pelaksanaan haji tahun 2021. Hal itu tidak lepas dari sikap Pemerintah Saudi sendiri yang sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan pelaksanaan haji di kala pandemi. Selain kuota jamaah yang dibatasi ketat, mungkin akan ada larangan masuk bagi jamaah usia rentan (di atas 60 tahun), serta batasan terhadap ritual haji yang hanya 100 orang per kegiatan. Untuk ikut semua kegiatan juga harus mendaftar melalui aplikasi online Tawakalna.

Para jamaah juga harus ”rebutan slot” agar bisa masuk masjid untuk shalat pada waktu-waktu tertentu, supaya tidak terjadi kerumunan massa. ”Ritual beribadahnya sendiri juga dibatasi ketat. Susah bagi kita berlama-lama zikir sesudah shalat di Masjidil Haram, sebab petugas akan langsung meminta kita bangun karena lantai akan dipel,” urai Yenny.

Artinya, lanjut dia, ibadah haji tahun ini rasanya tak senyaman berhaji di waktu normal. ”Itu sebabnya, saya bisa memahami ketika pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak ada pelaksanaan haji tahun ini. Semoga Allah memberi umur panjang agar kita bisa berhaji ketika pandemi sudah berhasil diatasi. Amin,” pungkas Yenny Wahid.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article