Jumat, Mei 17, 2024

Antisipasi kegalauan traveling, bisnis travel berikan solusi liburan aman dan nyaman

Must read

Pola perjalanan wisata berubah, Golden Rama tingkatkan layanan demi kenyamanan konsumen

Pandemi COVID-19 telah mengubah pola bisnis di berbagai sektor, terutama pada industri pariwisata sebagai salah satu sektor yang paling terkena dampak. Perubahan pola bisnis ini dilakukan agar tetap bisa bertahan dengan kondisi yang terjadi akibat pandemi, yaitu dengan melakukan adaptasi, meningkatkan inovasi dan kolaborasi yang baik. 

Begitu pun dengan pola perjalanan wisata di Indonesia yang mengalami perubahan seiring dengan bergesernya pola hidup masyarakat sejak pandemi. Terlebih saat ini aktivitas pariwisata telah berangsur pulih. Selain dapat terlihat dari banyaknya jumlah penumpang di bandara yang akan melakukan perjalanan, dapat dilihat juga dari kenaikan yang signifikan pada aktivitas transaksi di Golden Rama. 

Hal tersebut disampaikan oleh Ricky Hilton selaku Head of Marketing Communication Manager Golden Rama Tours and Travel dalam press release Golden Rama. “Kondisi pariwisata saat ini sudah semakin membaik. Terhitung sejak awal 2022 aktivitas pariwisata telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Dapat dilihat dari kenaikan transaksi Golden Rama yang mencapai hingga 665% dibandingkan dengan periode 2021.” 

Adapun produk utama untuk pencapaian revenue masih didorong oleh penjualan tiket sebanyak 59%, diikuti penjualan tour sebesar 18%, dan disusul insentif tour 12%.

Namun tingginya minat pelaku perjalanan domestik maupun internasional tidak sebanding dengan jumlah armada pesawat yang beroperasi. Selama dua tahun terakhir, akibat pandemi, sejumlah maskapai melakukan penghematan dengan mengurangi operasional pesawat.

Tidak sedikit jumlah pesawat yang sudah dikembalikan ke pihak lessor. Hal ini menyebabkan keterbatasan ketersediaan kursi bagi penumpang yang berakibat juga pada kenaikan harga tiket pesawat.

Di samping itu kenaikan harga pesawat juga disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar avtur. IATA mengungkapkan jika naiknya harga bahan bakar akan dibebankan kepada konsumen, sehingga konsumen harus menyiapkan diri dengan kemungkinan mahalnya harga tiket pesawat di mana sejak mulai pulihnya ekonomi dunia dari pandemi COVID-19 konsumsi energi terus meningkat.

“Meskipun sekarang dunia pariwisata perlahan pulih, banyak situasi berubah semenjak pandemi yang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Selain seat pesawat yang terbatas dan harga tiket pesawat yang naik, proses pengurusan visa memakan waktu lebih lama jika dibandingkan saat sebelum pandemi. Contohnya saja visa UK, yang tadinya mungkin bisa diproses minimal 15-20 hari kerja, sekarang bisa lebih lama, sekitar 3-6 minggu atau bahkan lebih,” tutur Ricky melanjutkan.

Ricky menyarankan kepada pelaku perjalanan internasional untuk membuat perencanaan perjalanan dengan matang dan melakukan pemesanan serta pengurusan dokumen lebih awal, khususnya untuk yang akan bertandang ke negara-negara di Eropa, Australia, dan Amerika. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article