Rabu, Mei 22, 2024

Debat vs Joget

Must read

Sejak debat Nixon vs JFK, debat capres AS terbukti berulang kali efektif untuk menggeser dukungan publik. Kemenangan Jimmy Carter, Ronald Reagan, dan George Bush tidak lepas dari kemenangan mereka atau kelemahan lawan mereka di atas panggung debat.

Di sisi lain, agak sulit dihindarkan bahwa substansi debat sering terdistraksi penampilan atau serangan personal antarkandidat. Debat tanpa saling menyanggah yang diusulkan TKN Prabowo-Gibran akan sulit dilakukan dalam debat paslon Pilpres 2024 sebab tanpa saling menyanggah, yang terjadi adalah lomba pidato.

Ini sesuai dengan teori Aristoteles bahwa dalam retorika, ada tiga hal persuasif yang akan berpengaruh, yaitu logos (daya tarik logika), ethos (daya tarik personal), dan pathos (daya tarik emosional). Ia menyebutnya sebagai tiga pilar retorika. Misalnya, walau sulit dibayangkan Prabowo akan berjoget gemoy di panggung debat, tapi mungkin saja strategi ini dipilih konsultan politiknya sebagai daya tarik emosional.

Dalam konteks pemilihan presiden dan wakil presiden, debat menjadi penting agar publik dapat menilai kualitas kepemimpinan dari para calon pemimpin. Brian Tracy dalam buku-bukunya menyebutkan, ada beberapa kualitas kepemimpinan yang baik: visi, keberanian, integritas, kerendahan hati, fokus, kerja sama, komunikasi, kejujuran, empati, dan delegasi.

Guru saya, Profesor Otto Scharmer, menyebutkan, kualitas kepemimpinan abad ini akan dipengaruhi kualitas intensi (tekad) dan kualitas atensi (fokus). Debat Paslon ilpres 2024 akan mampu memperlihatkan kepada kita tekad dan niatan para kandidatnya. Debat juga akan menunjukkan fokus perhatian para kandidat bagi perjalanan bangsa, apakah terhadap pendidikan, pertahanan, ekonomi, dan seterusnya.

Dan, debat paslon Pilpres 2024 juga penting untuk melihat bagaimana para kandidat bekerja dalam tekanan waktu dan sorotan. Para kandidat akan diuji pada aspek respons cepat, yang tentunya juga dipengaruhi daya dan kecepatan pemahaman kandidat akan persoalan.

Bagaimanapun, Presiden dan Wakil Presiden nantinya akan berhadapan dengan situasi-situasi urgent important (genting penting), harus mahir bernegosiasi dengan berbagai pihak seperti dunia usaha termasuk investor asing, masyarakat dunia, kerja sama antarnegara, dan lain-lain.

Karena itu, penting agar debat paslon diikuti baik oleh capres maupun cawapres, dan idealnya terpisah agar publik bisa murni mengukur performa kandidat. Untunglah protes keras publik dan tim pemenangan paslon dapat membatalkan keputusan bahwa baik capres maupun cawapres boleh bersama-sama menjawab dalam setiap debat walaupun ada prioritas kepada salah satunya.

Mari kita menunggu, apakah para capres dan cawapres mampu menyajikan gagasan yang terbaik, menampilkan kualitas kepemimpinan dan sosok personal para kandidat. Atau akankah debat capres menjadi ajang lomba joget?

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article