Rabu, Mei 1, 2024

Debat vs Joget

Must read

Oleh Alissa Wahid

Beberapa tahun lalu, anak saya dan tim sekolahnya menang lomba debat dalam bahasa Inggris antar-SMA se-DIY. Menariknya, lomba debat itu justru membuatnya merasa tidak nyaman dan kapok.

Menurutnya, esensi debat adalah mempertahankan pengetahuan dan argumen sambil memperkaya pandangan dari lawan debat. Lomba debat yang ”memaksa” peserta mengundi posisi pro dan kontra baginya membuat debat berubah menjadi upaya saling menundukkan. Tersesat.

Berbeda dengan Gus Dur. Ia sering berkisah tentang pengalamannya menyaksikan debat hebat antara KH Bisri Syansuri dan KH Wahab Hasbullah di kediaman Kyai Bisri, kakek Gus Dur. Peristiwa ini membentuk Gus Dur menjadi orang yang membedakan antara perilaku dan perbedaan pandangan dengan sosok yang berseberangan.

Walhasil, terhadap Presiden Soeharto yang ditentangnya karena operasi militer kepada rakyat kecil, Gus Dur tetap menghormati sosoknya. Demikian pula, Gus Dur juga tak segan mengunjungi Presiden Megawati setelah Mbak Mega kalah dalam Pilpres 2004. Padahal saat itu, masih banyak pendukung Gus Dur yang marah selepas kekalahan Politik Gus Dur sehingga keluar dari Istana pada 2001.

Debat Kiai Bisri dan Kiai Wahab terjadi dalam forum pembahasan masalah pendidikan untuk perempuan. Pendekatan kedua ulama ini memang berbeda. Kiai Bisri menyikapi fikih (hukum) dengan ketat, Kiai Wahab menyikapinya dengan longgar karena lebih berorientasi pada prinsip dasar hukum (ushul fikih). Ulama-ulama lain pun terdiam karena dua ulama ini berdebat sengit.

Saat azan zuhur, Kiai Bisri bergegas ke sumur. Ia mulai menimba dan melayani wudhu Kyai Wahab. Alih-alih memusuhi Kyai Wahab yang berseberangan pandangan, ia pun mempersilakan Kyai Wahab menjadi imam salat. Perdebatan tidak melunturkan persaudaraan dan penghormatan di antara mereka, dan inilah yang diteladani Gus Dur.

Debat memang tidak sama dengan bermusuhan atau saling mencela (walaupun saat ini, dengan dominasi media sosial, debat kusir penuh penghinaan dan makian makin mudah dijumpai dan berujung permusuhan). Pada dasarnya, di dalam debat justru terbuka ruang untuk saling melengkapi wawasan dalam menyikapi hal yang diperdebatkan.

Dalam model pemerintahan yang demokratis, misalnya. Debat kebijakan menjadi fase penting karena sudut pandang ideologis banyak pihak akan memperkaya dan menyelaraskan konsep awal sebuah kebijakan, juga untuk memastikan adanya proses checks and balances terhadapnya. Debat parlemen Inggris adalah contoh klasik tentang ini.

Di Amerika Serikat, debat politik calon presiden menjadi salah satu momen yang menentukan bagi publik. Debat capres pertama terjadi pada tahun 1858, antara capres Abraham Lincoln dan SA Douglas dalam tujuh putaran. Tahun 1960, debat capres antara Richard Nixon dan John F Kennedy di televisi menggeser dukungan publik ke JFK karena penampilannya meyakinkan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article